BONTANG – Peristiwa yang mengoyak hati masyarakat Indonesia kembali terjadi. Usai rangkaian teror di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, muncul lagi aksi teror di Surabaya. Tak tanggung-tanggung, tiga lokasi menjadi sasaran bom para teroris. Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Bontang merasa miris dengan kejadian ini.
PGI Bontang pun mengeluarkan pernyataan sikap, Senin (14/5) kemarin. PGI Bontang meminta warga Bontang agar tidak takut menghadapi ancaman terorisme, mengecam aksi terorisme, dan mempercayai aparat kepolisian dalam menjaga keamanan terkhusus Kota Bontang.
Ketua Majelis Pengurus Harian (MPH) PGI Bontang, pendeta Timotius Oko Yuri Widodo meminta kepada para pemimpin dan tokoh agama mewaspadai munculnya pendukung kekerasan dan tindak terorisme. Baik itu melalui khotbah, ceramah, maupun pernyataan lainnya.
“Ini akan tumbuh subur jika masyarakat memberi panggung kepada mereka yang menyebarkan paham radikal dan kekerasan lewat misi dan dakwahnya,” kata pendeta yang akrab disapa Widodo.
Menurutnya, tindakan kekerasan tidak mampu menyelesaikan masalah. Justru mendorong terciptanya lingkaran kekerasan baru yang berdampak pada kehancuran. Alhasil semua pihak bakal merasakan kerugian, imbas dari tindakan tersebut.
“Stop kekerasan, karena kami yakin semua agama mengajarkan nilai-nilai kedamaian, cinta kasih, dan kemanusiaan,” ucapnya.
PGI Bontang juga mengimbau kepada seluruh warga Bontang untuk tidak menyebarkan berita maupun dokumentasi baik foto atau video kejadian. Mengingat tujuan teroris ialah membuat masyarakat terjebak dalam rasa ketakutan.
“Tebarkan rasa kasih dan damai melalui beragam media,” tuturnya.
Bukan itu saja, permintaan ditujukan kepada seluruh elit politik dan masyarakat untuk menghentikan komentar yang memperkeruh keadaan. Pendeta Widodo juga meminta agar peristiwa teror ini tidak dimanfaatkan sebagai bagian meraih kepentingan politik sesaat.
“Karena ada yang lebih besar untuk dipertaruhkan yaitu kepentingan bangsa,” pintanya.
Kendati demikian, PGI Bontang meminta kepada seluruh warga Bontang agar tidak takut menghadapi ancaman terorisme, serta menyerahkan sepenuhnya penanganan terorisme kepada aparat kepolisian dan keamanan lainnya. Dengan demikian seluruh umat beragama dapat melaksanakan peribadahan dengan aman sesuai keyakinan masing-masing.
“Kami masih percaya Polri, khususnya Polres Bontang dan jajaran keamanan lainnya untuk dapat mengantisipasi serta menjaga keamanan Kota Bontang dari gangguan teror atau ajaran radikal,” paparnya.
Bahkan, PGI Bontang mendukung penuh tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Terhadap penyebaran fitnah, kebencian, dan ajaran radikal. “Segera tangkap dan proses hukum,” tegasnya.
Pendeta M Simatupang selaku Wakil Sekretaris MPH PGI menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa bom bunuh diri di Surabaya. Terutama kepada beberapa jemaat gereja yang menjadi korban, baik yang meninggal dunia maupun menderita luka dan sedang mendapatkan perawatan medis.
Ia meminta kepada seluruh umat Kristen khususnya di Kota Bontang untuk tetap kuat dalam iman dan tabah, serta memanjatkan doa, baik untuk korban maupun pelaku. Sesuai pesan Tuhan Yesus Kristus dalam Alkitab, yakni dalam kitab Matius pasal 5 ayat 44 “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
“Kewajiban kita selaku umat Kristiani ialah mengampuni dan berdoa. Memang ini sulit tetapi bila dilakukan sangat luar biasa, dan akan mendatangkan ketenangan jiwa dalam menghadapi semuanya. sisanya, biar tuhan yang bekerja menyatakan kuasanya,” kata Simatupang.
Pernyataan sikap ini lantas dibawa saat jajaran pengurus PGI bertandang ke Mapolres Bontang, di hari yang sama. Pernyataan sikap tersebut diserahkan dalam bentuk tertulis kepada Wakapolres Bontang Kompol Eko Alamsyah.
Eko Alamsyah meminta kepada pengurus PGI untuk memberikan jadwal seputar kegiatan gereja yang melibatkan jemaat dalam kuantitas besar. Baik itu berupa peribadahan maupun acara lainnya.
“Kami sudah sampaikan ke Ketua PGI Bontang supaya memberikan data jadwal pelaksanaan kegiatan gerejawi, supaya kami bisa menempatkan personel,” kata Eko Alamsyah.
Nantinya, Polres Bontang akan menurunkan sekitar 193 personel. Jumlah ini merupakan instruksi dari Kapolri, di mana Bontang juga ditetapkan statusnya menjadi siaga satu.
“Harapannya semua gereja dapat ter-cover karena jam pelaksanaan kegiatan gerejawi berbeda-beda. Minimal ada satu personel,” tukasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: