MANILA – Momen indah itu terjadi Rizal Memorial Stadium, Filipina pada 4 Desember 1991. Ketika itu, tim nasional (timnas) berjaya dengan menerima kalungan medali emas cabang olahraga (cabor) sepak bola. Indonesia juara setelah menundukkan Thailand lewat adu penalti.
Nah, Selasa mendatang (10/12/2019), Garuda Muda –julukan Timnas Indonesia U-23– berpeluang mengulang torehan sejarah yang diukir para senior mereka. Garuda Muda melenggang ke final setelah menundukkan Myanmar dengan skor 4-2 pada semifinal di Rizal Memorial Stadium (7/12/2019).
Andy Setyo Nugroho dkk kembali bentrok dengan Vietnam pada partai puncak yang juga berlangsung di Rizal Memorial Stadium. Vietnam lolos setelah membantai Kamboja empat gol tanpa balas.
Sukses timnas menembus final disambut sukacita pemain dan ofisial timnas. Head Coach Timnas U23 Indra Sjafri langsung mendekap Evan Dimas Darmono setelah pertandingan. Indra seolah ingin mengucapkan terima kasih kepada mantan kaptennya di Timnas U-19 itu.
Maklum, Evan tak hanya menjadi kreator serangan Garuda Muda. Namun, jebolan SSB Mitra Surabaya itu ikut mencatatkan namanya di papan skor. Evan mencetak gol pertama (57′) dan penutup (113′). Dua gol lainnya disumbangkan Egy Maulana Vikri (71’), dan Osvaldo Haay (103’).
“Dia (Indra Sjafri) bilang terima kasih. Coach Indra juga membantu saya mengembalikan kepercayaan diri,” kata Evan.
Gelandang 24 tahun itu selalu mencetak gol dalam tiga penampilannya di SEA Games. Dua tahun lalu di Malaysia, dia hanya mencetak sebiji gol. Sedangkan pada edisi 2015, Evan menjadi top scorer Indonesia dengan koleksi empat gol.
Meski lolos, fans Garuda Muda sempat dibuat sport jantung. Itu lantaran Myanmar mampu menyamakan skor menjadi 2-2 di babak kedua. Yakni, lewat dua gol para pemain pengganti Mann Aung Kaung (78′) dan Win Naing Tun dua menit berselang.
Dua gol balasan itulah yang membuat laga harus berlanjut lewat perpanjangan waktu.
“Saya pikir ini drama semifinal untuk menjadikan mental juara,” terang Indra Sjafri soal timnya yang harus berjuang sampai perpanjangan waktu.
Tanpa adanya mental juara, Indra menyatakan timnya akan sulit bangkit setelah posisi imbang hingga akhir babak kedua.
Fans Garuda Muda juga lega lantaran Osvaldo Haay bisa bermain di laga final. Pemain Persebaya Surabaya itu memang memperoleh kartu kuning pada menit ke-118. Osvaldo tak bisa menahan emosi ketika dia dilanggar Aung Naing Win. Wasit akhirnya memberikan kartu merah buat Naung Win.
Sementara itu, Osvaldo diganjar kartu kuning. Itu adalah kartu kuning kedua Osvaldo sepanjang turnamen. Kartu kuning pertama dia peroleh ketika menghadapi Singapura di fase grup. Namun, regulasi di SEA Games 2019 mengatur bahwa kartu kuning yang diterima di fase grup, tak berlaku di fase knockout.
Di sisi lain, pelatih Myanmar Velizar Popov terlihat emosional sepanjang pertandingan. Namun, saat sesi jumpa pers setelah laga, Popov bisa menerima kekalahan timnya.
“Pada akhirnya saya pikir ini sudah bagus. Kami sudah mencoba menyulitkan Indonesia,” kata Popov.
Pria asal Bulgaria itu menyebut Indonesia unggul dari segi kemampuan individu.
“Dalam situasi satu lawan satu, sulit bagi kami melawan mereka (Indonesia),” terangnya. “Saya ingin di laga terakhir kami juga didukung untuk perebutan medali perunggu,” lanjutnya. (nap/bas/JPG/rom/k15/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: