bontangpost.id – Timnas putri Indonesia tumbang saat menghadapi Australia di laga perdana Piala Asia Wanita 2022 di Mumbai Football Arena, Mumbai, India, kemarin (21/1). Tim berjuluk Garuda Pertiwi itu dicukur dengan skor sangat telak 0-18.
Striker andalan Australia Samantha ”Sam” Kerr melesakkan lima gol (9’, 11’, 26’-p, 36’, 54’); disusul quat-trick Emily van Egmond (39’, 57’-p, 58’, 69’); brace dari tiga pemain Hayley Raso (24’, 88’); Ellie Carpenter (34’, 49’); Kyah Simon (67’, 71’); serta masing-masing satu gol dari Caitlin Foord (14’), Mary Fowler (17’), dan Aivi Luik (78’).
Kekalahan tersebut merupakan rekor terbesar sepanjang sejarah bagi timnas putri Indonesia. Sebelumnya, rekor kekalahan terbesar adalah saat takluk 0-14 dari timnas putri Vietnam di Piala AFF 2011. Di Piala Asia Wanita, rekor kekalahan terbesar Indonesia tercipta saat takluk 0-11 dari Jepang pada edisi 1989.
Pelatih timnas putri Rudy Eka Priyambada menyatakan, inilah pertandingan perdana bagi pasukannya setelah absen 33 tahun di Piala Asia. Dia mengakui keunggulan lawan. Sejak peluit pertandingan dibunyikan, lawan terus menekan pertahanan timnya.
Mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya itu menilai, permainan Australia sangat baik dengan satu hingga dua sentuhan dan bisa mengurung pertahanan tim. Selain itu, anak asuhnya seolah mengalami kesulitan saat menguasai bola. ”Saya harap (kepada pemain, Red), kalau ada bola, jangan panik. Semoga lain kali bisa diperbaiki,” tuturnya saat konferensi pers virtual seusai pertandingan.
Kebugaran fisik pemain juga menjadi sorotannya. Sebab, pemain Indonesia kerap kalah saat berduel satu lawan satu dan terlambat menutup ruang bagi pemain Australia. Alhasil, di laga ini Indonesia hanya bisa mencatatkan satu tembakan on-target melalui Zahra Muzdalifah. Di sisi lain, dua gol dalam waktu cepat dari Sam Kerr pada menit ke-9 dan 11 juga menjadi pemicu awal mental pemain Indonesia down.
Rudy memastikan, kekalahan ini bakal dijadikan pembelajaran bagi tim untuk mengembangkan sepak bola wanita. Terdekat, dia ingin tim bisa bangkit di dua laga terakhir fase grup melawan Thailand (24/1) dan Filipina (27/1). ”Kami masih memiliki dua pertandingan dan berharap bisa menang,” ujarnya.
Pelatih Australia Tony Gustavsson begitu terkesan dengan perjuangan timnya yang tetap profesional dan fokus di setiap detik pertandingan sejak detik pertama hingga terakhir. ”Saya pikir kami menetapkan standar untuk turnamen ini, siapa kami, dan apa yang ingin kami lakukan. Itu adalah pertandingan pembuka yang bagus bagi kami,” jelasnya. (raf/c14/ali)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post