Trauma Dilanda Kekeringan

Foto wajah: Ismunandar, Suparman, dan Ruslan(Foto Dhedy/Sangatta Post)

Minta Pemkab Buat Trobosan, Bangun Embung di 18 Kecamatan

MASIH ingat pada tahun 2015 lalu. Dahsyatnya kemarau panjang melanda tanah Kutim. Tragedi itu belum luput dari ingatan. Bagaikan manifestasi dari hari akhir zaman. Pada saat itu kemarau nyaris memakan waktu satu tahun. Masih terlihat jelas retaknya bumi hingga ke sudut Kutim. Debu-debu bertebaran menyelimuti penjuru rumah warga.
Pepohonan nan hijau hangus dibakar panasnya alam. Ratusan anak sungai mengering bak dihisap manusia jelmaan iblis Ya’juj dan Ma’juj. Seluruh alam mengering dari hulu sampai hilir bagaikan padang mahsyar. Masyarakat mulai berkumpul, para tokoh, lintas agama berdoa meminta kepada sang penguasa alam agar bumi Kutim di guyur hujan berkah. Namun sayang, doa tersebut tak kunjung dikabulkan.
“Harapan saat itu sirna. Kami putus asa karena perkebunan dan pertanian gagal. Air bersih sulit. Pada saat itu kami hanya mengais setitik air di sumur olahan sendiri. Jikapun ingin bersusah payah, kami harus ke air terjun melintasi puluhan kilo agar bisa minum. Bahkan harus menyebrang laut ke kekecamatan untuk membeli kebutuhan hidup,” ujar Ruslan, warga RT 03 Desa Mandu Kecamatan Sangkulirang mengenang peristiwa tahun lalu.
Kini penderitaan warga berangsur cerah. Kehidupan mulai terkendalikan. Perkebunan dan pertanian semakin membawa kesejahtraan. Karena dari awal tahun 2017, hujan berkah terus mengguyur desa tua tersebut. Hanya satu yang menjadi masalah hingga detik ini. Yakni ketersediaan air bersih. Selama ini warga hanya mengandalkan tadah hujan untuk kebutuhan mencuci, minum, dan mandi. Karena tak satupun penampungan air ‘abadi’ yang dimiliki warga.
“Air bersih ini yang menjadi kendala sampai saat ini. Kami hanya mengandalkan air sumur. Itupun air sumur mengandung air payau. Karena lokasi kami berdekatan dengan laut. Jikapun tidak, pasti airnya kekuningan. Memang air sungai ada, tetapi sudah tercemar oleh sawit. Karena seluruh bibir sungai ditanami sawit. Sehingga airnya buruk sekali. Jadi bisa dibayangkan betapa menderitanya warga. Tidak kemarau saja sudah demikian, apalagi kemarau datang,” timpal Suparman warga RT 05 Desa Mandu Pantai Sejahtera.
Hal ini juga dirasakan Muhammad Arief, Warga Kecamatan Kaliorang. Kemarau 2015 lalu dianggap sangat dahsyat. Semua warga mulai khawatir atas bencana alam yang menimpa desanya tersebut. Hampir setiap waktu dia berdoa kepada sang pemberi hidup. Berharap penderitaan sementara itu diakhiri.
“Kami semua mulai panik dan terus berdoa. Tidak hanya di masjid-masjid, juga di rumah-rumah. Alunan doa, suara mengaji hampir terdengar di semua rumah,” kenang Muhammad.
Rasa takut itu menguak karena kemarau tak kunjung berakhir. Semakin hari, kian menggerogoti semua isi alam. Tak satupun yang tersisa oleh keganasannya. “Empat hektar lahan karet saya terbakar. Satu hektar lahan pisang kering dan sebagian terbakar. Begitupun seperempat hektar lahan lombok mati dan sayuran dipanen belum pada waktunya,” kata Arief yang juga seorang petani.
Tak kalah mengerikan, kala itu warga krisis air bersih. Hampir semua tampungan air kering kerontang. Meskipun ada, kondisi air tidak normal. Semuanya menimbulkan bau dan berwarna coklat.Jangankan manusia, hewan pun enggan mengkonsumsinya.
“Bahkan kami menggali sumur dalam sungai. Alhamdulillah bisa untuk mandi meskipun tidak layak. Sedangkan untuk mencuci, minum, kami membeli air tandon. Yang tentunya, harganya 100 hingga 150 ribu pertandon. Jadi sangat terasa sekali penderitaannya,” katanya.
Tak ingin mengulang mimpi buruk tersebut, dirinya berharap pemerintah bisa membuat terobosan untuk mengantisipasi musim kemarau mendatang. Karena ini semua untuk kebutuhan hajat orang banyak. “Jangan sampai kejadian 2015 terulang kembali. Karena jika kembali terjadi penderitaan tersebut, maka kita semua orang-orang yang bodoh. Sebab tidak berkaca dari pengalaman sebelumnya,” katanya.
Ada beberapa permintaan masyarakat untuk menghadapi kemarau mendatang. Yakni menciptakan semua potensi air bersih di Kutim. Paling tidak,  pemerintah harus menormalisasi semua sungai, membuat embung air sebanyak mungkin, serta sumur bor. “Tidak hanya di dalam kota saja, akan tetapi di semua desa di Kutim. Karena semua membutuhkan pada saat musim kemarau. Paling tidak bisa diminimalisir penderitaan tersebut,” katanya.
Sebagai bentuk antisipasi terjadinya kemarau ekstrim akibat El-Nino yang dipredikasi akan terjadi pada tahun 2018 mendatang Pemkab Kutim mulai bergerak melakukan berbagai persiapan. Diantaranya, membuat polder, embung air serta sumur bor tanah di 18 kecamatan.
Dikatakan Bupati Kutim, Ismunandar, langkah ini dimaksud untuk mengantisipasi terjadinya kemarau tahun depan. Karena jangan sampai, bencana 2015 kembali terulang pada tahun mendatang. Untuk itu pemerintah cepat bertindak dan membuat trobosan agar Kutim menghindari dari bencana tersebut. Sebab, ketersediaan air merupakan hajat hidup orang banyak.
“Jadi kami sudah pikirkan hal itu. Salah satu upaya kami ialah membuat tampungan air seperti embung. Karena hal ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi krisis air di Kutim,” ujar Ismunandar.
Keberadaan sumber air tersebut nantinya tidak hanya pemenuhan kebutuhan rumah tangga semata, namun juga untuk keperluan pertanian. Pasalnya, dua hal ini merupakan bagian yang sangat penting dan wajib dipenuhi kebutuhannya.
“Jadi langsung satu paket. Baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian. Karena semuanya saling berkaitan dan membutuhkan. Kebutuhan rumah tangga tercukupi, pertanian terpenuhi,” katanya.
Untuk sementara ini, kecamatan yang sudah memiliki embung air diantaranya Sangkulirang, Rantau Pulung, Kongbeng, Kaubun, Kaliorang, dan Teluk Pandan. Namun ditargetkan, semua kecamatan memiliki embung air. Sehingga tidak kekurangan air di kala kemarau.
“Kami utamakan dulu yang paling berpotensi terkena serangan kekeringan. Akan tetapi target kami semuanya ada. Namun akan dilakukan secara bertahap lantaran saat ini lagi defisit,” katanya. (dy)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version
https://www.bethhavenbaptistchurch.com/ anakslot https://torontocivics.com/ http://sultansawerlogin.com slot gacor arya88 slot gacor slot raffi ahmad slot raffi ahmad 77 https://attanwirmetro.or.id/ https://attanwirmetro.or.id/dolph/asd/ https://idtrack.co.id/ https://autoglass.co.id/ slot raffi ahmad 77 https://dabindonesia.co.id/ slot gacor https://tesiskita.com/ slot raffi ahmad https://bontangpost.id/ slot raffi ahmad 77 Anakslot https://karyakreatif.co.id/ slot raffi ahmad 88 Anakslot arya88 kicautoto kicautoto slot thailand https://www.ajlagourmet.com/ kicautoto situs raffi ahmad gacor slot raffi ahmad 88 situs scatter hitam situs scatter hitam slot toto Link Gacor Hari Ini Slot Bca Situs deposit 25 ribu https://cdn.sena.co.th/ toto 4d https://www.ajlagourmet.com/-/ daftar slot gacor