bontangpost.id – Pemkot Bontang terus berupaya mengatasi permasalahan banjir. Langkah penanganan ini dibagi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Edi Suprapto mengatakan, salah satu program jangka pendek ialah memaksimalkan Waduk Kanaan.
“Kami ingin mengembalikan fungsi itu (Waduk Kanaan). Optimal sebagai kolam parkir air” kata Edi.
Saat ini upaya pengerukan rutin dilakukan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV. Diketahui tahun ini pemerintah pusat menggelontorkan anggaran Rp 1,3 miliar untuk melakukan optimalisasi Waduk Kanaan.
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan pada 2013 kapasitas tampung dari dasar danau sampai muka air tertinggi yakni 5 meter. Dengan area luasan genangan 8 hektare. Artinya volume air yang ditampung berdasarkan kajian itu 400 ribu kubik.
Namun, saat ini kapasitas tampungnya masih ditaksir 300 ribu kubik. Mengacu hasil optimalisasi Waduk Kanaan pada tahun lalu. Dari jumlah itu 100 ribu kubik bersifat tampungan mati. Artinya ketika musim kemarau volume air sejumlah itu masih tersisa di infrastruktur tersebut.
Sementara 200 ribu kubik masuk klasifikasi tampungan banjir. Volume ini akan dialirkan ke hilir ketika kondisi air laut surut. Selain itu, Dinas PUPRK masih melakukan kajian untuk menambah kedalaman tampungan. Dari perencanaan 5 meter menjadi 7-10 meter.
Selain itu ia berharap infrastruktur ini dilengkapi dengan pompa air, sehingga ketika volume di hilir surut air bisa dibuang secara perlahan. Saat disinggung mengenai taksiran harga pompa, ia belum bisa memberikan keterangan.
“Kalau sekarang hanya mengandalkan pintu air. Itu pun sebelum hujan kondisi waduk masih ada air,” ucapnya.
Pintu air ini dipasang sejak beberapa tahun lalu. Bersumber dari APBN. Diprediksi pengadaan pompa akan dianggarkan tahun depan. Sembari menunggu hasil kajian masterplan penanganan banjir. “Jadi semua biar sinkron terkait penanganan banjir ini,” tutur dia.
Program penanganan banjir ini menjadi prioritas di masa pemerintahan Basri-Najirah. Bahkan wali kota telah meminta OPD terkait agar fokus mempercepat penguraian masalah ini.
Sebelumnya diberitakan Wakil Ketua DPRD Agus Haris atau yang akrab disapa AH meminta agar eksekutif harus berpikir lebih keras. Sebab musibah ini menjadi momok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait harus menetapkan langkah awal program penanganan banjir yang bisa dimulai terlebih dahulu. Menurut dia, legislator sudah menyarankan dalam beberapa kali rapat kerja untuk mengoptimalkan Waduk Kanaan.
Upaya ini dipandang efektif karena air dari hulu terlebih dahulu akan ditampung. Sebelum masuk ke area kota dan menuju hilir. Terlebih lokasi Waduk Kanaan berada di bagian perbatasan.
“Jadi Waduk Kanaan itu harusnya dikeruk mungkin bisa sampai 8 meter. Ini akan meminimalisasi debit air yang langsung menuju ke hilir,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: