SANGATTA – Belum tuntas kekhawatiran masyarakat karena Kutim kini berstatus KLB difteri, kali ini masyarakat kembali dibuat panik karena penyakit malaria mulai menyerang. Serangan awal bermula dari Desa Manubar Kecamatan Sandaran.
Akan tetapi dengan berjalannya waktu, serangan menjalar ke dua kecamatan lainnya. Yakni Busang dan Batu Ampar. Serangan sudah terjadi sejak akhir 2017 lalu hingga saat ini.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim Bahrani Hasanal didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yuana Sri Kurniawati jumlah penderita malaria mengalami kenaikan.
Yang semula hanya 27 kasus, kini menjadi 54 kasus. Data ini hanya untuk kasus yang terdapat di Kecamatan Sandaran. Sedangkan dua kecamatan lainnya masih dalam tahap pendataan.
“Saat ini serangan masih di Manubar. Tetapi tingkat berisiko sudah ke penjuru Sandaran, Busang, dan Batu Ampar. Jadi sekarang lagi marak lagi penyakit malaria,” ujar Yuwana.
Ada dua penyebab utama terjadinya serangan nyamuk mematikan tersebut. Pertama, tingginya curah hujan dan adanya pembukaan lahan baru di Kutim. Akan tetapi paling dominan ialah pembukaan lahan secara sporadis.
“Diantara penyebabnya adalah pembukaan lahan sawit baru. Nyamuk yang ada langsung menyerang pembuka lahan. Juga menyebar ke perkampungan terdekat,” katanya.
Tentu saja hal ini menjadi masalah baru bagi pemerintah. Untuk menghindari maraknya menderita, pihaknya membagikan kelampu anti nyamuk ke daerah terdampak.
“Kami bagikan kelambu secara massal dan obat obatan. Ini dapat meminimalisir membeludaknya penderita,” katanya.
Pemerintah komitmen, semua penyakit yang berbahaya termasuk malaria wajib musnah dua tahun mendatang. “Ya 2020 seharusnya Kutim bebas malaria. Itu target kami,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: