bontangpost.id – Telah menjadi komitmen PT Kaltim Parna Industri (KPI) untuk mendukung pembangunan dan kesehatan secara konsisten bagi Kota Bontang. Hal itu telah diterapkan sejak Maret 2020 lalu dengan meresmikan program bertajuk Insting Mitra KPI Berdaya, yaitu intervensi stunting melalui kemitraan dengan PT KPI dan pemberdayaan masyarakat. Mengambil lokus di Posyandu Mekar Sari dan Posyandu Mawar, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang.
Sejak ditandatanganinya nota kesepahaman, sejumlah kegiatan sudah dilaksanakan, di antaranya penyuluhan pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) untuk kader, pengadaan antropometri kits, edukasi dan konseling orangtua balita terkait pola asuh dan pola makan yang tepat. Juga melakukan pemberian makanan tambahan kepada 31 anak yang mengalami berat badan rendah selama 12 hari, pemberian nutrisi tambahan berupa susu formula bagi 12 bayi dua tahun (baduta) berstatus gizi stunting selama 180 hari, serta pemberian obat cacing, sekaligus sosialisasi ketahanan pangan dan pemanfaatan pekarangan rumah.
Masih dari bagian Program Insting Mitra KPI Berdaya, Selasa (16/3/2021) PT KPI mengadakan zoom webinar dengan topik “Komunikasi dan Perubahan Perilaku Dalam Tahap Pencegahan Stunting”. Dengan mengundang 480 kader posyandu, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota, Promkes, camat dan lurah dari 15 kelurahan. Mengundang narasumber Dr dr Tan Shot Yen M.Hum, seorang dokter Filsuf dan Ahli Gizi Komunitas serta dr M Taufik Sp.An dari RSUD Taman Husada Bontang.
Hari Supriyadi selaku Presiden Direktur PT KPI dalam sambutannya menyampaikan, webinar kesehatan ini merupakan rangkaian program dari Insting Mitra KPI Berdaya. Ia berharap, para kader mempunyai kapasitas dalam menyampaikan komunikasi. Mengingat strategi komunikasi perubahan perilaku menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan stunting.
“Kami berharap, webinar ini dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan menjadi ajang berkomunikasi bagi kader, sebagai garda terdepan perpanjangan tangan di bidang pembangunan kesehatan di Kota Bontang,” harap Hari Supriyadi.
Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bontang, M Bahri mengharapkan dapat bersinergi untuk mengurangi stunting dengan komitmen merencanakan hingga memberi dukungan dana dalam membantu percepatan pengentasan stunting, yang juga merupakan salah satu program prioritas nasional di bidang pembangunan kesehatan. Lanjut Bahri yang juga menjabat Ketua POKJANAL Posyandu Kota Bontang, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan komitmen PT KPI dalam menjalankan CSR-nya yang turut membantu percepatan penurunan angka stunting di Bontang, khususnya di Berbas Pantai.
“Bahwa kesehatan adalah faktor penting yang tidak dapat dinegosiasi, perlu dilakukan intervensi pola hidup sehat dalam mendukung Generasi Indonesia Sehat yang bebas stunting,” tuturnya.
Masuk pada sesi utama yang dijelaskan oleh Dr dr Tan Shot Yen M.Hum terkait Literasi Gizi Membangun Negeri. Dijelaskan, pola makan salah dapat bermula sejak ibu hamil (mengandung), bayi, anak-anak, remaja, sampai dewasa. Yang berdampak pada malnutrisi saat ibu mengandung, tumbuh kembang anak berujung stunting, hingga kesehatan dan produktivitas saat dewasa.
Perkembangan di medio 2009-2017, bayi maupun anak-anak telah menerima atau mengonsumsi bahan food addivities, seperti gula, garam, lemak, perisa, penguat rasa melalui produk olahan pabrik. Dengan alasan pangan praktis disukai lidah, bahkan pengolahan industri dibuat menyerupai keaslian bahan alaminya.
“Mulai dari produk massal industri seperti roti, sereal, pangan kemasan yakni coklat, pasta, biskuit, permen, es krim, margarin, selai, yoghurt berbagai rasa, dan lainnya,” papar dr Tan.
Ia pun mengajak peserta zoom webinar untuk memulai perilaku hidup sehat dengan cara memahami isi piring yang akan dikonsumsi. Terdiri dari makanan pokok, sayuran, buah-buahan dan lauk. Tak lupa untuk cuci tangan pakai sabun, minum air 8 gelas sehari, serta aktivitas fisik 30 menit per hari.
Pun Dr M Taufik Sp.An yang bertindak sebagai moderator Dinkes membahas terkait Stunting and Faltering Growth. Adapun stunting dapat terjadi karena gangguan pertumbuhan, bisa diawali sejak bayi dalam kandungan. (adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: