bontangpost.id – Penanganan stunting di Bontang mendapat catatan merah. Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menempatkan Bontang pada posisi paling buncit alias terakhir penurunan stunting pada 2023 untuk kabupaten/kota di Kaltim.
Bontang mengalami kenaikan prevelansi stunting sebesar 6,4 persen berdasarkan data SKI. Dari 21 menjadi 27,4 persen.
Atas raihan itu, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik memberikan penghargaan di sela acara peringatan Harganas di Mangrove Park, Bontang Utara.
Dikatakan Akmal, penghargaan itu sebagai alarm bagi Pemkot Bontang agar penanganan stunting bisa lebih maksimal.
“Silahkan pemkot memanggil SKI untuk memadukan datanya, jadi bisa klarifikasi,” kata Akmal.
Selain Bontang, dua daerah lainnya, yakni Kutai Timur dan Penajam Paser Utara juga mencatat hasil kurang baik dalam penanganan stunting.
Berbanding terbalik dengan Kutai Kartanegara, Paser, dan Kutai Barat, yang mendapat nilai positif.
Terpisah, Wali Kota Bontang Basri Rase menegaskan akan memberikan hukuman kepada OPD yang tidak serius menangani stunting.
Meski begitu, dia akan lebih dulu melakukan klarifikasi terhadap data SKI. “Dijadwalkan Agustus nanti,” ungkapnya.
Data SKI memang berbeda dengan hasil intervensi Pemkot Bontang. Di mana pemkot justru mencatat angka stunting mengalami penurunan, yakni berada di angka 18,4 persen. (*)