Wilayah IKN Kembali Diterjang Banjir

Warga di dataran rendah Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, PPU yang masuk wilayah IKN ini kembali diterjang banjir.

bontangpost.id – Curah hujan ringan hingga lebat di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menyebabkan banjir di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, yang menggenangi puluhan rumah warga pada tiga rukun tetangga (RT) di tempat itu, Jumat (7/4).

“Diperkirakan ada 23 rumah warga yang terendam banjir di RT 2, RT 3, dan RT 5,” kata Lurah Pemaluan, Kecamatan Sepaku, PPU Ari Rahayu Purwati saat dihubungi Kaltim Post.

Dia mengungkapkan, tinggi muka air (TMA) sempat mencapai bawah tangga rumah warga sekira pukul 12.25 Wita kemarin. Namun, beberapa jam kemudian dilaporkan berangsur-angsur mulai surut. Sejumlah petugas penyelamatan, di antaranya Dinas Sosial (Dissos) PPU memantau perkembangan banjir di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara itu.

“Banjir masuk ke rumah warga di RT 02 Kelurahan Pemaluan. Air mulai naik ke permukiman warga ini, dan kami sedang melakukan evakuasi warga,” kata Agus Purwanto, kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana, Dissos PPU sekira pukul 11.07 Wita.

Berdasarkan pemantauan, banjir akibat hujan semalam mulai pukul 22.00 Wita, Kamis (6/4) dan air mulai naik ke rumah-rumah warga dari pukul 08.00 Wita sampai dia melaporkannya kepada Kaltim Post, kemarin.

“Kades Bukit Subur sudah saya hubungi juga, umumkan ke warga untuk siaga dalam waktu 48 jam pasti apabila intensitas hujan bertambah maka Bukit Subur otomatis banjir,” kata dia.

Bukit Subur adalah kawasan bertetangga terdekat dengan Kelurahan Pemaluan.

Lurah Ari Rahayu Purwati mengungkapkan, kemarin warga yang rumahnya terendam banjir berada di daerah dataran rendah, terletak tak jauh dari bantaran sungai, menjadi langganan banjir setiap hujan ringan hingga lebat.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia berharap proyek pembangunan dan pencegahan banjir Balai Wilayah Sungai (BWS) IV Kalimantan milik Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) segera dimulai. “Saya kasihan warga yang terus-menerus menjadi korban banjir,” ujarnya.

Sejauh ini Satuan Kerja (Satker) BWS IV Kalimantan telah turun ke Sepaku untuk membuat detailed engineering design (DED) pengendalian banjir Kecamatan Sepaku, tapi proyek belum bisa dimulai akibat ada penolakan dari sejumlah warga.

Sekretaris Camat Sepaku Hendro Susilo, dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, proyek normalisasi sungai Sepaku dan anak sungai akan melintasi banyak desa dan kelurahan, melewati 27 bidang tanah dan 18 rumah yang akan terkena dampak dari proyek tersebut.

Namun, ia yakin warga akan mendukung upaya pemerintah untuk menanggulangi banjir. “Yang perlu dilakukan sekarang adalah sosialisasi yang intensif sekaligus memberi pengertian kepada warga terdampak proyek,” kata Hendro Susilo. (ari/far/k16)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version