SANGATTA – Operasi Patuh Mahakam 2017 yang dilaksanakan sejak tanggal 9-22 Mei benar-benar cukup ampuh menindak para pengendara yang melanggar aturan berlalu lintas. Terbukti, sebanyak 1.449 pengendara terjaring razia yang dilaksanakan Satlantas Polres Kutim.
Memprihatinkannya, karena ada 174 pelajar yang juga ikut ditindak petugas kepolisian. Kebanyakan mereka ditilang karena melawan arus, melanggar rambu, dan tidak memakai helm. Maupun karena tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Kasat Lantas Polres Kutim AKP Eko Budiyanto mengatakan pelanggar tersebut didominasi dari kalangan swasta, disusul pelajar, pegawai pemerintah, dan masyarakat umum lainnya. Mereka terjaring razia di daerah ibu kota Sangatta.
“Sampai operasi terakhir tadi (Kemarin, Red.) ada 1.449 pengendara yang kami tindak. Sebanyak 1.314 adalah pengendara roda dua (R2), 103 sopir mobil penumpang, 8 sopir mobil bus, dan 24 adalah sopir mobil beban,” ungkap AKP Eko, Senin (22/5) kemarin.
Adapun barang bukti yang sempat disita antara lain, 1.078 STNK, 279 SIM, dan 92 unit kendaraan R2. Namun sebagian besar dari barang bukti tersebut telah ditebus atau diambil kembali oleh para pemiliknya.
“Sekarang ini untuk pembayaran denda tilang sudah cukup mudah. Cukup membayar ke bank, atau bisa juga melalui ATM dan SMS banking. Karena sistem tilang sudah menggunakan elektronik (e-Tilang),” tuturnya.
Sementara dari latar belakang pekerja pelanggar, didominasi oleh kalangan swasta sebanyak 820 orang, PNS 28 orang, pelajar atau mahasiswa 174 orang, pengemudi 8 orang, dan 412 orang dari berbagai profesi lainnya.
“Angka pelanggar di Kutim, khususnya di ibu kota Sangatta ini masih cukup tinggi. Selain karena tingkat kepadatan kendaraan, kesadaran masyarakat untuk tertib dalam berkendaraan juga masih cukup rendah,” sebutnya.
Bercermin dari hasil operasi Mahakam kali ini, sambungnya, kegiatan sosialisasi akan ditingkatkan lagi di masyarakat. Termasuk ke lingkungan pelajar dan pegawai pemerintah Kutim. Sehingga ke depan terbangun kesadaran pentingnya keselamatan berlalu lintas.
“Saya berharap, masyarakat tidak hanya tertib karena ada operasi Patuh Mahakam seperti sekarang ini. Tapi harus bisa menjadikan keselamatan dan tertib berlalu lintas itu sebagai budaya, serta sebuah kebutuhan hidup,” serunya. (drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post