BONTANG – Puluhan anak berkebutuhan khusus unjuk kebolehan di halaman Gedung Pusat Layanan Autis, Minggu (2/4) kemarin. Mulai memainkan alat musik, hola hop, menyanyi, baca puisi, menari, dan nasyid. Mereka tampil, untuk memperingati Hari Autis Sedunia.
Ada juga lomba membuat robotik dari lego yang diikuti anak-anak berkebutuhan khusus di pagi hari dan dilanjutkan anak SMA se-Bontang yang dirangkai seminar autis sore harinya.
Hadir Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang Ahmad Suharto, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Dasuki, Kepala Pelayanan Pusat Autis Bontang Puji Astuti, Rektor Universitas Trunajaya (Unijaya) Chairul Rahman, dan para orang tua murid.
Dalam sambutannya, Neni menyampaikan, tepat di hari autis sedunia kemarin, ia mendapatkan informasi Gubernur Kaltim akan membangun gedung autis center di Bontang. Namun, bersyukur di Bontang sudah terdapat gedung tersebut.
Maka dari itu, lewat komitmen beliau, yang diminta saat ini adalah bagaimana operasional pelayanan pusat gedung autis di Bontang ini akan ditingkatkan. Sesuai keinginan Kepala Pelayanan Pusat Autis, yang berharap bisa memberikan terapi bicara atau terapi khusus lainnya setiap hari. Karena biasanya hanya seminggu dua kali karena keterbatasan operasional dan guru.
“Meski SLB, SMA, SMK dan sederajat merupakan urusan Provinsi Kaltim, Pemkot Bontang tidak akan mengabaikan anak-anak berkebutuhan khusus, karena mereka masih bagian masyarakat Bontang yang perlu perhatian,” tuturnya.
Sementara itu, Puji Astuti menuturkan, rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Autis Sedunia ini, dimulai dengan lomba membuat robotik dari lego di pagi hari pukul 8.30 Wita, kemudian dilanjutkan dengan penampilan anak-anak SLB se-Bontang dan SD Negeri 003 Bontang Utara.
Seperti menyanyi, menari, dan bermain musik. Selain lomba dan penampilan mereka di atas panggung yang memukau para tamu undangan, tersedia juga bazar yang menjual berbagai kerajinan hasil karya mereka.
“Acara ini dapat terlaksana berkat kerja sama dengan Pemkot Bontang, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa, Red), dan sumbangsih dari beberapa perusahaan yang ada di Bontang,” paparnya.
Puji menambahkan, adapun tema yang dipilih dalam rangka memperingati Hari Autis Sedunia, yakni “Stop Using The Word Autism To Bullying”. Tema ini dipilih karena melihat masih banyak orang-orang bercanda menggunakan kata autis.
Meskipun seseorang tersebut tidak bermaksud menghina dengan menggunakan kata tersebut. Namun yang mendengarkan perkataan itu, baik itu para orang tua ataupun yang autis tentu saja bisa melukai hati mereka.
“Maka dari itu, secara perlahan-lahan akan sekiranya perlu memberikan edukasi ke masyarakat bahwa mereka pun memiliki hak yang sama dengan yang lain, termasuk di dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post