bontangpost.id – Meski berstatus zona hijau dari kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), stok daging sapi di Kota Bontang terancam langka.
Hal itu buntut adanya kebijakan lockdown dari Kementan bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan pengetatan lalu lintas herwan ternak di lapangan.
Artinya, lockdown berlaku pada daerah zona merah. Yang mana daerah tersebut tidak diperbolehkan melakukan pengiriman hewan ternak hidup ke daerah lain.
“Karena kebijakan itu, daerah dengan zona hijau atau bebas PMK terancam tidak mendapat suplai sapi. Selama ini Bontang mendapat suplai dari Sulawesi,” ujar Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 Bontang drh Riyono.
Ia menjelaskan di Indonesia sendiri terdapat 21 provinsi yang terpapar PMK. Sehingga, daerah zona hijau PMK tidak diperkenankan menerima suplai sapi atau hewan ternak lainnya dari daerah manapun.
“Kendalanya disitu. Hewan ternak tidak bisa masuk ke Bontang,” sambungnya.
Diketahui, dalam sehari rumah potong hewan (RPH) mampu memotong tujuh hingga sembilan ekor sapi. Hingga saat ini tercatat Bontang memiliki stok sekira 300 ekor sapi.
Dengan stok tersebut ia khawatir beberapa hari ke depan akan mempengaruhi ketersedian daging sapi di sejumlah pasar. Meski begitu, ia menjamin dalam beberapa waktu ketersediaan daging sapi masih aman.
“Insyallah masih aman. Tapi, kalau beberapa hari ke depan daging sapi sulit dijumpai itu tandanya kemungkinan dampak dari lockdown PMK itu,” bebernya.
Riyono berharap, ada kebijakan baru dari pemerintah pusat terhadap daerah dengan zona hijau PMK. “Kalau sampai stok kosong otomatis akan terjadi gejolak harga di pasar,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post