bontangpost.id – Kehadiran Waduk Kanaan diharapkan menjadi salah satu upaya penanganan banjir kiriman. Sayangnya fungsi dari infrastruktur itu tidak berjalan optimal. Pasalnya sejak dibangun, pintu air tidak mampu mengalirkan debit air hingga kosong. Utamanya ketika situasi Sungai Bontang surut.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Amiruddin Syam membenarkan kerusakan terkait pintu air tersebut. Nantinya upaya yang dilakukan ialah pengadaan pompa air. Solusi ini diharapkan menjadi jangka pendek untuk memfungsikan infrastruktur secara maksimal.
“Kemungkinan area waduk lebih tinggi dibandingkan sungai. Karena air di Waduk tidak pernah kering total,” kata Amiruddin.
Rencananya pengadaan pompa akan dilakukan pada tahun ini. Ia belum menyebutkan berapa jumlah kebutuhan anggaran untuk pembelian sarana tersebut. Mengenai sumber pendanaan, pemkot telah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan. Tujuannya untuk ikut membantu pembiayaannya.
“Tiga perusahaan di Bontang bersedia atau ada komitmen. Tetapi untuk pastinya nanti dilihat. Apakah melalui CSR sepenuhnya atau juga APBD,” ucapnya.
Saat ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) masih melakukan kajian terhadap rencana ini. Apakah dipandang efektif atau tidak. Sembari mewacanakan untuk pendalaman luasan tampung Waduk Kanaan. Sebelumnya upaya pengerukan telah dilakukan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan. Namun sifatnya parsial menyesuaikan ketersediaan anggaran.
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan pada 2013 kapasitas tampung dari dasar danau sampai muka air tertinggi yakni 5 meter. Dengan area luasan genangan 8 hektare. Artinya volume air yang ditampung berdasarkan kajian itu 400 ribu kubik. Namun, saat ini kapasitas tampungnya masih ditaksir 300 ribu kubik. Mengacu hasil optimalisasi Waduk Kanaan pada tahun lalu. Dari jumlah itu 100 ribu kubik bersifat tampungan mati. Artinya ketika musim kemarau volume air sejumlah itu masih tersisa di infrastruktur tersebut.
Sementara 200 ribu kubik masuk klasifikasi tampungan banjir. Volume ini akan dialirkan ke hilir ketika kondisi air laut surut. Selain itu, Dinas PUPRK masih melakukan kajian untuk menambah kedalaman tampungan. Dari perencanaan 5 meter menjadi 7-10 meter.
Wakil Ketua DPRD Agus Haris atau yang akrab disapa AH meminta agar eksekutif harus berpikir lebih keras. Sebab musibah ini menjadi momok yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait harus menetapkan langkah awal program penanganan banjir yang bisa dimulai terlebih dahulu. Menurut dia, legislator sudah menyarankan dalam beberapa kali rapat kerja untuk mengoptimalkan Waduk Kanaan.
Upaya ini dipandang efektif karena air dari hulu terlebih dahulu akan ditampung. Sebelum masuk ke area kota dan menuju hilir. Terlebih lokasi Waduk Kanaan berada di bagian perbatasan. “Jadi Waduk Kanaan itu harusnya dikeruk mungkin bisa sampai 8-10 meter. Ini akan meminimalisasi debit air yang langsung menuju ke hilir,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post