BUAYA Riska menjadi obrolan hangat. Buaya yang dikenal akrab dengan Ambo itu hendak direlokasi. Pro dan kontra mewarnai.
Mereka yang pro menilai Riska membahayakan warga sekitar. Terutama yang kerap beraktivitas di bantaran Sungai Guntung. Terlebih ada kasus warga yang diterkam buaya, 8 Agustus 2023 lalu.
Korban, Fitri Ramadani, yakin bahwa yang menerkamnya adalah Riska. Terkaman buaya itu membuatnya harus dirawat di RS Pupuk Kaltim dan RS AW Sjahranie. Dia baru keluar RS pada 30 Agustus, namun tetap melakukan rawat jalan.
Fitri, dan sebagian warga meminta semua buaya yang masuk ke permukiman warga direlokasi. Tak terkecuali Riska. Harapannya, tak ada korban lagi. Meski dianggap jinak, Riska tetap lah buaya. Punya insting sebagai predator. Sejinaknya Riska, tetap doyan daging. Dan untuk itu juga harus direlokasi.
Di sisi lain, merelokasi Riska sama dengan memisahkannya dari Ambo. Buaya itu telah dianggap sebagai anak oleh Ambo. Menurut pengakuan pria yang juga tinggal di bantaran Sungai Guntung itu, dia telah merawat buaya Riska selama 25 tahun.
Selama ini Ambo sering memberi makan Riska. Menyuapinya. Memeluknya. Menciumnya. Saya berharap Riska tidak balas mencium Ambo. Takut kebablasan.
Aktifitas Ambo itu membuat Riska terkenal. Dan tentu saja Ambo. Bontang ikut kecipratan lebih dikenal.
Saluran YouTube fitriyani RISKA yang menjadi media menyiarkan kedekatan manusia dan hewan itu diikuti 1,21 juta orang. Membuat para pembesar, artis, dan YouTuber dalam dan luar negeri, datang melihat Riska dari dekat. Ikut merekam Ambo menyuapi Riska.
Tidak hanya semakin dekat dengan Riska, Ambo turut mendulang cuan dari orang-orang yang menonton saluran YouTube-nya. Tanpa Riska, Ambo kehilangan konten. Mematikan rejeki, kata Ambo.
Apapun pembelaan Ambo, relokasi buaya Riska tetap dilakukan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kaltim melakukan patroli mencari buaya yang masuk ke permukiman.
Opsi penangkaran sebenarnya bisa dilakukan. Ambo bisa menempuh itu. Selain badan hukum, lembaga konservasi, perorangan juga diperkenankan mengajukan izin penangkaran. Ini saatnya Ambo mengeluarkan jatah duit adsense yang lebih besar untuk Riska. Tidak sebatas membelikan Riska ayam.
Di penangkaran, Ambo bisa tetap dekat dengan Riska. Rejeki tidak mati. Orang lain juga tidak mati, lebih aman.
Ini juga kesempatan bagi Pemerintah Kota Bontang mengembangkan wisata. Tidak bisa dimungkiri, buaya Riska lebih menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Jangan terlalu banyak berharap dengan 77 event jika masih digarap seperti sekarang. Realistis saja. 77 event tidak semenarik buaya Riska. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post