bontangpost.id – Sarana penutupan jalur Imam Bonjol masih bisa dilewati oleh pengendara roda dua. Padahal Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) telah memasangnya sejak Senin (23/10) lalu. Akibat dari kondisi ini sangat membahayakan. Pasalnya ruas jalur menjadi sempit pasca pengerjaan penggalian struktur jalan dimulai.
Pengendara roda empat Yosep asal Belimbing mengaku sering melintasi jalur itu dari arah simpang empat Pisangan menuju ke kediamannya. Kini, ia pun harus berhati-hati lantaran harus berbagi dengan kendaraan roda dua dari lawan arahnya.
“Ini berbahaya. Bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas,” kata Yosep.
Seharusnya ada pengawasan secara berkala. Khususnya di jam padat lalu lintas supaya jalur itu tidak digunakan. Sebab masih ada akses lain yang bisa dilewati. Meliputi Jalan MT Haryono, R Soeprapto, kemudian Ahmad Yani. Kendati harus memutar.
“Terpenting keselamatan. Mungkin ini tidak dipikirkan oleh oknum warga yang masih membandel,” ucapnya.
Di sisi lain, kendaraan dari arah simpang empat Pisangan harus tancap gas ketika melewati titik penggalian. Sebab kontur jalan ialah menanjak. Titik penggalian juga telah dipasang garis pembatas. Alhasil kendaraan tidak bisa sedikit ke lajur kiri.
Sementara warga Api-Api Heri menjelaskan perlu ada petugas yang disiagakan di jam tertentu. Sehingga tidak terjadi lagi kecolongan penggeseran pembatas jalur yang menggunakan barrier. “Sudah berkali-kali itu digeser. Bahkan pernah dengan sengaja itu melintang di badan jalan,” tutur dia.
Terkadang warga yang tinggal di lokasi itu mengembalikan ke posisinya. Tetapi itu tidak bertahan lama. Karena umumnya pengendara ingin mengambil jalan pintas. Diketahui, Kabid Bina Marga Dinas PUPRK Anwar Nurdin menjelaskan jika digeser maka warga tidak bisa menuntut. Bilamana terjadi hal yang tidak diinginkan. Saat ini struktur lapisan aspal itu digali. Mengingat lapisan dalam sudah mengalami kerusakan. Jika tidak dibeton lagi maka kerusakan akan terus terjadi. Meski sudah dilapisi aspal bagian atasnya. Nantinya pemasangan beton setebal 20 senti meter menggunakan lean concrete.
“Setelah dicor baru dilapisi aspal,” ucapnya.
Proses penggalian pun dilakukan pada malam hari. Di saat arus lalu lintas di jalur tersebut tidak padat. Sebab kalau pagi hari maka dapat menganggu aktivitas warga yang berangkat kerja maupun mengantarkan anaknya sekolah. Khusus untuk pengecoran nantinya menyesuaikan dnegan ketersediaan material.
“Kalau pengecoran itu tentatif. Bisa pagi atau siang hari. Bergantung material adanya,” tutur dia.
Sebab saat ini terjadi kelangkaan terkait material aspal. Namun ia pun optimistis pengerjaan itu dapat rampung tiga pekan mendatang. Sesuai dengan batas waktu kontrak pemenang tender. Diketahui, Jalan Imam Bonjol merupakan satu dari tiga titik yang diprioritaskan dalam rehabilitasi jalan dengan alokasi anggaran sebesar Rp2,7 miliar. Dua ruas jalan lain di antaranya Jalan RE Martadinata dan Jalan M Roem yang saat ini juga sudah mulai dikerjakan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post