Rencana Pemkot melakukan pemugaran di kawasan Stadion Bessai Berinta (Lapangan Lang-Lang) diharapkan mendapat dukungan dari semua pihak.
Pasalnya jika pemugaran tak dilakukan, lapangan yang tiga tahun terakhir menjadi ikon baru Kota Taman ini, dikhawatirkan semakin semrawut dengan bangunan-bangunan semi permanen dengan penataan yang kurang elok dipandang.
Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Bontang Bambang Cipto Mulyono, inilah yang mendasari pihaknya mengelola stadion yang dulunya bernama Lang-Lang. Menjadi kawasan yang tak hanya difungsikan sebagai sarana olahraga, namun juga menjadi salah satu pusat area jajanan khas Bontang.
“Ke depan kami akan tata design-nya, tapi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) yang lebih tahu, karena ini konstruksi besar. Rencananya stadion akan bertingkat dua, akan diusulkan di tahun anggaran 2018,” ujarnya saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi Gabungan DPRD, Kamis (20/7) di Gedung DPRD Bontang.
Bambang menjelaskan, sedari awal pihaknya tak pernah melarang siapa pun untuk menjadikan area di luar lapangan untuk aktivitas jual beli. Namun tidak untuk membangun lapak secara permanen. Ini yang cukup disayangkan. Realitanya tahun demi tahun berganti pedagang dengan leluasa membangun tenda dagangan.
“Sekarang kita masuk Lang-Lang, bagus tidak penataannya kalau dilihat? Tentu sangat tidak baik bukan? Ditambah lagi, saya mendapat laporan jika ada sebagian oknum yang memperjual belikan lahan di situ. Makanya jika ada yang kami temui pedagang yang memperjual belikan lahan, kami pastikan tidak boleh lagi menjual,” tegasnya.
Karenanya, tata kelola kawasan akan menjadi fokus pihaknya ke depan. Terlebih selama ini keberadaan Lang-Lang yang begitu ramai tiap pagi hingga petang hari. Namun nihil kontribusi setoran kas daerah.
Ia pun berencana memungut retribusi dari pedagang. Tentunya dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada. “Rencananya solusi yang kami berikan ketika stadion dibangun menjadi dua tingkat. Tingkat pertama itu merupakan tempat pedagang untuk berjualan. Tapi tidak semua yang akan kami akomodir. Hanya pedagang yang sudah tergistrasi atau yang sudah kami data. Data yang kami miliki sekita 40 pedagang,” tuturnya.
Lalu, terkait surat permintaan pembongkaran terhadap pedagang, ia berharap para pemilik lapak bijak memahami maksud Pemkot tidak terpancing dengan opini sejumlah oknum yang ingin membuat gaduh Kota.
Sebab pembongkaran tidak dilakukan secara menyuluruh. Hanya bagian depannya saja. Terlebih pembongkaran hanya bersifat sementara, setelah upacara peringatan selesai pedagang dapat kembali berjualan.
“Tapi mohon pengertian, kita sudah lakukan rapat sebanyak dua kali, dan kami meminta agar tenda semua seragam dengan menggunakan payung. Pembongkaran kami hanya minta di depan. Tidak mungkin Pemkot rela melihat warganya sengsara,” pungkasnya. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post