BONTANG – Empat tersangka pencuri kabel instalasi di bangunan Pasar Rawa Indah saling bersaudara. Empat di antaranya yakni A, RZ dan AMN yang sudah diamankan, serta B yang masih buron. Mereka mengakui dapat ilmu mencuri dari seorang penjambret.
RZ mengakui dirinya sudah lama melakukan pencurian di bangunan Pasar Rawa Indah. Tahun 2017 menjadi awal mereka mulai mencuri kabel-kabel di Pasar Rawa Indah. “Sudah kami jual, harga satu kilogram tembaga listriknya senilai Rp 50 ribu,” ujar RZ.
Di masa awal pencurian, mereka berhasil membawa pulang 7 kilogram tembaga. Pencurian ini pun berlanjut dengan hasil bervariasi, mulai dari 5 kilogram, 6 kilogram, dan terakhir 11 kilogram. Hasil penjualannya, mereka gunakan untuk pelesiran ke Bontang Kuala. “Minum-minum saja bareng teman, pokoknya dipakai happy-happy saja,” ungkapnya.
Dikatakan RZ, otak pencurian itu ialah B yang saat ini masih buron.
Dalam hubungan keluarga, B merupakan anak kedua, RZ anak ketiga, sedangkan tersangka lainnya AMN merupakan adik RZ. “Untuk A, dia ini sepupu kami,” kata RZ.
Saat disinggung mengapa melakukan pencurian, mereka mengaku karena mereka tak ada pekerjaan. “Pernah sih kerja di pasar, jadi tukang sapu,” ujarnya.
Tetapi kata RZ, bukan hanya mereka saja yang mencuri namun ada juga pelaku lainnya. Karena bukan hanya mereka yang menjadi sebagai tukang sapu di bangunan Pasar Rawa Indah. Namun, diakui RZ bahwa mereka hanya mencuri kabelnya saja.
Diakui RZ orang tuanya baru tahu bahwa mereka mencuri kabel di bangunan Pasar Rawa Indah setelah terjadi penangkapan beberapa waktu lalu. “Sebelumnya tidak tahu, uangnya juga gak pernah dikasih ke orang tua, dipakai happy-happy saja,” ungkapnya.
Untuk total hasil penjualannya, RZ mengaku tidak melebihi Rp 5 jutaan. Tembaga yang dijual pun ada di langganan mereka di wilayah Lengkol. Tetapi besi tua tidak mengetahui bahwa itu hasil curian. Namun mereka mengakui bahwa mereka pelaku pencuri sollar cell. Tindakan pencurian pun semuanya dilakukan malam hari. “Semuanya (dicuri, Red) malam, awalnya kami curi kabel dulu, accu sollar cell baru-baru saja dari bulan puasa tahun kemarin,” bebernya.
RZ mengaku mengetahui aki sollar cell jika dijual akan bernilai tinggi dari temannya seorang jambret yang sudah meninggal. “Ada yang meninggal di Teluk Pandan digebuki warga karena jambret. Jadi kami tahu dari dia yang sudah almarhum,” pungkasnya.
Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono mengatakan bahwa kasusnya masih dikembangkan oleh penyidik. Dan satu orang yang buron atau DPO sedang dalam pencarian. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: