BONTANG – Kualitas air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Taman Tirta dikeluhkan sejumlah warga Kota Taman. Adalah akun Bintang Bontang yang mencurahkan uneg-unegnya melalui sosial media facebook di grup Bursa Barang Bontang (BBB).Bahkan status yang berisi surat terbuka untuk PDAM tersebut menjadi viral.
Pria yang beralamat di Kelurahan Loktuan ini menyayangkan kondisi air PDAM yang dinilainya buruk. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna pakaian setelah dicuci menggunakan air PDAM.
Tentunya dengan kondisi ini, masyarakat tidak bisa mengonsumsi sebagai air minum. Padahal, dulu ia pernah membaca jikalau PDAM Taman Tirta akan membuat percontohan sehingga air produksinya dapat langsung diminum.
“Warna baju putih jadi seperti ini (kuning, Red.), bagaimana jika air PDAM dikonsumsi. Apakah dalam tubuh akan seperti baju ini?” tulis akun Bintang, Jumat (9/2) .
Dikatakannya, keruhnya air PDAM sudah berlangsung sejak lama. Akan tetapi, situasi ini tidak terus-menerus. “Terkadang bersih tetapi terkadang seperti air susu atau air teh,” ujarnya saat Redaksi Bontang Post mencoba menghubungi akun tersebut.
Harapannya, adanya tindaklanjut segera dari pihak PDAM. Ia pun menegaskan adanya surat terbuka ini dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen PDAM.
“Saya pribadi mengajak semua warga Bontang belajar memberikan kritikan lewat tulisan, tidak perlu pakai demo,” tuturnya.
Unggahan ini juga memancing beberapa warga untuk ikut mengeluarkan keluh-kesahnya. Salah satunya akun atas nama Dani. Ia berpendapat jika air macet atau terdapat pipa yang mengalami kebocoran masih dapat ditolerir. Sementara terkait kualitas air yang keruh dan berminyak dapat berdampak pada kesehatan.
“Rugi bayar mahal air, apalagi yang kontrak (sewa rumah, Red.). Kasihan. Sekarang masyarakat kena imbasnya,” tulis Dani.
Kekecewaan akan kualitas ditambah dengan penambahan tarif PDAM juga disesalkan oleh Eko Witantiono. Dalam kolom komentar, ia meminta ada keringanan jikalau kondisinya tetap seperti ini guna memperbaiki kekecewaan konsumen.
“Sekali-kali kalau pelayanan tidak sesuai standar mutu airnya digratiskan satu bulan atau minimal tarif diskon 50 persen,” kata Eko.
Namun ada juga yang memberi komentar positif terkait pelayanan PDAM Taman Tirta. Eriet Charlot Ompi Koloay melalui akunnya mengunggah video kondisi air PDAM di rumahnya. Perempuan yang merupakan pelatih paduan suara Bontang City Choir ini menilai sejak jadi pelanggan, kondisi air yang diperoleh jernih. “Mudah-mudahan seterusnya tetap seperti ini,” harap Eriet.
Sementara itu, Direktur PDAM Taman Tirta, Suramin, mengatakan banyak hal yang bisa menyebabkan air menjadi keruh. Sifatnya kasuistik. Beberapa kejadian yang masuk kategori tersebut ialah tandon keruh, kebocoran kena jargas, serta kebocoran persil.
Suramin menegaskan siap untuk mendapatkan saran maupun kritik. Hal ini berguna sebagai peningkatan kinerja di jajaran manajemen PDAM. Namun, ia berharap kiranya masyarakat mengadu melalui loket pengaduan yang dibuka tiap hari dari pukul 08.00-21.00 Wita. “Kepada pelanggan kalau ada hal-hal yang menyangkut PDAM mungkin saya sarankan untuk memberikan alamat yang jelas, malam pun saya siap turun,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan langsung Manajer Pemasaran PDAM Taman Tirta, Budi Hartono hal ini disebabkan karena wilayah Loktuan bukan termasuk yang dialiri 24 jam nonstop. Sehingga ketika distribusi pertama dari Water Treatment Plant (WTP) maka dipastikan 3 menit pertama air akan sedikit keruh.
“Itu kalau tidak pakai tandon. Ini kasuistik dikarenakan desakan WTP pertama deras 4 bar maksimal, sementara sebelumnya ada ruang yang berakibat kotoran,” kata Budi.
Setelah dicek sekitar lokasi rumah bersangkutatan, kualitas air tidak mengalami perubahan menjadi keruh. Mengingat beberapa rumah sekitarnya menggunakan tandon guna menampung air distribusi dari PDAM. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: