Di sesi ini, tiap calon bertanya ke calon lain dan bisa ditanggapi. Pertama, Agus-Sylvi bertanya ke Ahok-Djarot soal diskresi, salah satunya terkait koefisien lahan bangunan (KLB).
“Apakah prinsip seperti ini bertentangan terhadap birokrasi yang akuntabel dan bertanggungjawab,” tanya Agus.
Dalam jawabannya, Ahok menjelaskan bahwa dia punya pengalaman sebagai anggota DPR yang menyusun aturan tentang diskresi. Dia menyebut ada aturan soal koefisien luas bangunan.
“Kalau dilintasi transportasi berbasis rel, maka koefisien luas bangunan boleh ditinggikan. Kalau tidak, tidak boleh dinaikkan,” jelas Ahok.
Dia mencontohkan proses pembangunan simpang susun Semanggi. Koefisien luas bangunan ini pun masuk ke APBD. “Ini sangat jelas, berdasarkan one man show,” ungkapnya.
Sylvi lalu menanggapi. Dia mengaku paham betul soal keuangan negara bahwa semua pemasukan harus masuk ek APBD dan dilaporkan ke DPRD.
“Apakah diskresi, harus ada harmonisasi dengan DPRD, harus masuk dalam buku. DPRD harus mengetahui soal ini, bukan one man show,” kata Sylvi.
Menanggapi Sylvi, Ahok menyebut ada yang lucu. Dia menjelaskan bahwa koefisien luas bangunan adalah kerelaan dari perusahaan. Bantuan yang diterima pun berupa barang.
“Bu Sylvi mungkin salah satu yang tidak mempelajari UU keuangan dengan berbasis kinerja,” ucap Ahok.
Sylvi lalu tampak membuat gestur jempol ke bawah. (*)
sumber: Detik.com
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post