SEPANJANG hari kemarin, banyak netizen yang menerima dan membagikan ulang video tentang polisi lalu lintas (polantas) yang sedang menghentikan pengguna sepeda motor berboncengan tiga. Motor itu ternyata sedang membawa jenazah.
Tak sedikit netizen yang mengira jenazah tersebut dibawa dengan motor karena keluarga korban tak mampu menyewa ambulans di rumah sakit. Termasuk akun-akun semacam Mak Lambe Turah (fb.com/Maklambeturah) yang menulis seperti ini: “Polantas kaget setelah hentikan motor yang berboncengan tiga. Ternyata satu yang diboncengkan adalah jenazah yang dibawa dari rumah sakit dengan menggunakan motor karena tak cukup biaya.”
Ternyata, terjadi disinformasi dalam pesan tersebut. Faktanya, memang benar polantas menghentikan pengguna motor yang berboncengan tiga. Satu di antaranya memang jenazah. Tapi, jenazah itu dibawa dengan motor bukan karena tak ada biaya untuk menyewa ambulans dari rumah sakit.
Untuk mencari fakta dari kejadian tersebut, Jawa Pos berkoordinasi dengan koran Jambi Independent (Jawa Pos Group). Sebab, awalnya peristiwa itu dikabarkan terjadi di Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, Jambi. Menurut laporan jurnalis Jambi Independent, kejadian tersebut persisnya berlangsung di Kecamatan Geragai.
Kapolres Tanjab Timur AKBP Marinus Sitepu menegaskan, jenazah itu bukan pulang dari rumah sakit. Justru jenazah tersebut belum sempat dibawa ke rumah sakit. ”Jadi, tidak benar kalau katanya tidak dibawa ambulans dari rumah sakit karena tak ada biaya atau biaya ambulansnya mahal,” katanya.
Kasatlantas Polres Tanjab Timur AKP Temrizal menambahkan, kejadian tersebut berlangsung Senin (23/7). Saat itu anggota Satlantas Polres Tanjab Timur sedang berpatroli di jalan. Anggotanya sempat melihat motor yang menyalip dan ditumpangi tiga orang. Tak lama berselang, motor tersebut bermasalah dan meminta bantuan. Ternyata, motor yang bermasalah itu sedang membawa jenazah.
Dari keterangan orang yang membawa jenazah tersebut, mereka mengaku berkendara dari Simpang Kiri, Kecamatan Mendahara Ulu, Tanjab Timur. Jenazah yang dibawa itu bernama Madek, 75. Madek dan istrinya berasal dari Kecamatan Kuala Jambi. Sebelum kejadian, Madek dan istrinya berkunjung ke rumah keluarganya di Simpang Kiri.
Madek dan istrinya sempat minta diantarkan pulang. Kerabatnya pun menyanggupi. Awalnya pasutri itu diantar dengan dua motor. ”Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Simpang Garuda, Madek mengeluh sakit perut dan ingin buang air kecil,” kata Temrizal.
Setelah buang air kecil, Madek mendadak merasa lemas. Si istri kemudian berinisiatif pindah ke motor yang membawa Madek. Jadilah mereka berboncengan tiga. Madek yang lemas diboncengkan di tengah. Tak lama motor berjalan, Madek rupanya meninggal dunia. Istri dan kerabatnya yang mengantarkan panik. Mereka akhirnya memilih kembali ke Simpang Kiri. ”Dalam perjalanan, mereka sempat menyalip mobil patroli Satlantas Polres Tanjab Timur,” terang Temrizal.
Setelah menyalip mobil patroli polisi, motor yang membawa jenazah itu mogok. Kerabat Madek yang membawa motor lainnya langsung putar balik dan meminta bantuan polisi. Anggota satlantas yang membawa mobil patroli, seperti dalam video tersebut, langsung memberikan bantuan tumpangan. Jenazah Madek dan istrinya pulang dengan menumpang mobil polisi. (gun/jpg/c9/fat)
Fakta
Video viral tentang jenazah yang dibawa dengan motor memang kejadian nyata.
Tapi, penyebabnya bukan tidak sanggup membayar ambulans di rumah sakit. Jenazah itu bahkan belum dibawa ke rumah sakit.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post