Hampir semua sekolah di Kota Taman belum memenuhi persyaratan dalam evakuasi bencana. Fakta ini didapatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang dari hasil pemantauan sekaligus pendataan yang dilakukan ke sekolah-sekolah di Bontang.
——————–
Kepala Pelaksana BPBD Bontang, Ahmad Yani menuturkan, dari pendataan ke sekolah-sekolah tersebut, didapati beberapa faktor yang belum terpenuhi di sekolah kaitannya dengan jalur evakuasi. Salah satunya yaitu keberadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) guna antisipasi kebakaran.
“Setelah kami inspeksi sekolah-sekolah di Bontang Selatan dan Bontang Utara, ada beberapa sekolah tidak memiliki APAR. Ada juga sekolah yang memiliki APAR, namun tidak diisi ulang,” ungkap Yani kepada Bontang Post, beberapa waktu lalu.
Padahal kata dia, keberadaan APAR ini memiliki peran penting dalam upaya pencegahan sekaligus penanganan musibah kebakaran. Bahkan menurutnya, APAR termasuk salah satu faktor utama yang keberadaannya harus dipastikan. Sayangnya, masih banyak sekolah yang belum paham dalam hal penggunaan serta penempatan tabung yang identik berwarna merah ini.
“Ada sekolah yang memiliki APAR, tapi diletakkan di ruang TU (Tata Usaha, Red.) saja. Harusnya kan ditempatkan di masing-masing ruangan, tidak boleh di satu tempat,” sebutnya.
Pun demikian, penempatannya di dalam ruangan kelas, harus menyesuaikan dengan tinggi siswa. Jangan sampai kepala siswa membentur APAR ketika proses menyelamatkan diri.
Selain keberadaan APAR, dari pemantauan yang dilakukan itu BPBD juga menyoroti jalur-jalur evakuasi apabila terjadi bencana. Meliputi fasilitas tangga dan pintu yang ada di bangunan. Kata Yani, jalur evakuasi di dalam gedung harus memudahkan untuk keluar ketika terjadi bencana. Jalur evakuasi ini harus dipastikan demi menghindari kepanikan.
“Misalnya ketika turun dari bangunan bertingkat, harusnya turun bergantian. Jangan sampai berdesak-desakan. Termasuk ketika terjadi asap tebal yang bisa menyebabkan gagal napas,” kata Yani.
Untuk memastikan para penghuni gedung paham cara evakuasi, BPBD sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Terutama sekolah yang memiliki gedung bertingkat. Malahan, para kepala sekolah yang berlomba-lomba meminta pelatihan evakuasi ke BPBD.
“Sudah kami paparkan kepada sekolah-sekolah. Silakan mengundang kami kapan saja, termasuk kalau perlu kami buatkan juga jalur evakuasinya. Mulai dari titik kumpul juga penempatan APAR-nya di mana,” jelasnya.
Dari pengamatan BPBD sejauh ini, Yani menyebut sejauh ini bangunan yang disurvei rata-rata memiliki jalur evakuasi yang bagus. Walaupun masih ditemui kekurangan misalnya tangganya yang hanya satu jalur atau kelas yang hanya memiliki satu pintu. Terkait kekurangan-kekurangan itu, Yani menyatakan pihaknya mengoordinasikan ke pihak-pihak terkait agar dapat terpenuhi.
“Untuk sekolah misalnya, kami koordinasikan dengan Disdik (Dinas Pendidikan, Red.). Kami paparkan masalah-masalah di sekolah di seluruh kecamatan yang sudah kami pantau,” terang Yani. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post