Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan kubu oposisi atau Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, memainkan drama Rusia dengan membenturkan pernyataan Jokowi soal Propaganda Rusia dengan reaksi Kedutaan Besar Rusia. Ace menuding BPN sedang membangun narasi bahwa Jokowi tak paham tata krama diplomatik.
“BPN Prabowo kembali menggunakan kasus propaganda Rusia sebagai drama beberapa babak. Babak pertama mencoba membenturkan Pak Jokowi dengan Pemerintah Rusia,” ujar Ace melalui keterangan tertulisnya, Selasa 5 Februari 2019.
Sebelumnya, calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi menuding ada pihak yang menggunakan propaganda Rusia untuk memutarbalikkan fakta. “Cara-cara politik seperti ini harus diakhiri, menyampaikan semburan dusta, semburan fitnah, semburan hoaks, teori propaganda Rusia yang kalau nanti tidak benar, lalu minta maaf. Akan tetapi, besoknya keluar lagi pernyataan seperti itu, lalu minta maaf lagi,” kata Jokowi di Kantor Redaksi Jawa Pos, Graha Pena, Surabaya, Sabtu, 2 Februari 2019.
Ace menjelaskan pernyataan Jokowi terkait propaganda Rusia tidak mengasosiasikan Rusia sebaga negara. Melainkan hanya istilah yang disitir dari artikel karya Christopher Paul dan Miriam Matthews berjudul The Russian Firehose of Falsehood yang terbit tahun 2016 lalu. Penggunaan pernyataan ini, kata Ace tidak berhubungan dengan pemerintah dan negara Rusia.
Ia menambahkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia selama ini berjalan dengan baik. Ace mengklaim hubungan persahabatan Indonesia dengan Rusia justru semakin erat di era Jokowi. Salah satunya buktinya, kata dia, nampak pada saat Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-33 pada 14 November 2018 lalu, di mana Jokowi bertemu dengan Presiden Rusia Vladmir Putin di Singapura.
“Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Putin di Singapura untuk peningkatan kerjasama ekonomi dua negara,” tutur Ace.
Terkait pernyataan Jokowi, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan keberatan dengan penggunaan istilah Propaganda Rusia itu. “Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami,” ujar Lyudmila lewat keterangannya, Senin, 4 Februari 2019. Pernyataan resmi Kedutaan Rusia ini juga diunggah di akun Twitter resmi Kedutaan Rusia Jakarta.
Atase Pers Kedubes Rusia di Indonesia, Denis Tetiushin mengatakan, pernyataan itu menegaskan sikap Kedutaan Besar Rusia yang tak ingin istilah ini digunakan dalam kontestasi politik di Indonesia. “Kami tidak ingin istilah ini dipakai, karena istilah propaganda Rusia adalah fitnah murni yang diciptakan oleh Amerika Serikat,” ujar Denis kepada Tempo, Senin, 4 Februari 2019. (tempo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post