SITARO—Erupsi Gunung Karangetang membawa sangat berdampak di Desa Batubulan. 453 jiwa penduduk harus terisolasi. Gara-gara akses darat yang menghubungkan Batubulan dengan desa lain terbawa lava. Masyarakat pun tak bisa beraktivitas seperti biasa. Serba terbatas. Warga tak bisa ke kebun. Termasuk melaut. Sebagian besar anak-anak pun tidak sekolah. Cuaca ekstrem yang melanda Sitaro, memperparah dampak erupsi. Batubulan makin sulit dijangkau. Akibat angin dan gelombang menghiasi lautan.
Untuk mencapai Desa Batubulan dalam membawa logistik, petugas baik BPBD, BNPB, Basarnas, TNI/Polri serta relawan, harus melewati gelombang, serta angin kencang. Ditambah lagi, suasana mencekam saat malam tiba. Pasalnya lava turut memutuskan jaringan listrik di Batubulan. Membuat desa ini gelap gulita. Yang difungsikan dua mesin genset. Ini dipakai di Pos Pengungsian dan kantor desa.
Bupati Sitaro Evangelian Sasingen mengatakan, hingga saat ini pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder memasok ketersediaan pangan pada 453 penduduk di Batubulan. “Mereka masih bermukim di rumah masing-masing. Mereka sudah diberikan bantuan beras rawan pangan serta sembako lainnya,” tuturnya.
Dipaparkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bob Wuaten, ada 216 pengungsi. Ditempatkan di shelter sebanyak 132 orang, di pos pengungsian kantor desa 42 orang, sisanya di rumah keluarga. Saat ini tim tanggap darurat juga terus memasok suplai BBM untuk generator di Desa Batubulan. Serta kebutuhan air bersih. “Meski sering terkendala cuaca buruk saat jalur laut, namun bantuan tetap tersalur,” kunci Wuaten.(drp/gel/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post