BALIKPAPAN–Warga RT 9 Cluster Mahogany 2, Perumahan Wika, Balikpapan Utara dikejutkan dengan peristiwa langka. Belasan ekor kucing ditemukan mati. Tergeletak di jalan-jalan. Sementara belasan sisanya meregang nyawa. Kejadian awal pada Selasa (19/2) malam lalu. Dua kucing liar ditemukan mati di dekat pos sekuriti. Belum ada kecurigaan saat itu. Namun esok paginya (20/2), warga kompleks yang memelihara kucing menemukan hewannya sekarat.
“Muntah darah dan mengeluarkan kotoran dari lubang dubur,” ujar pemilik kucing, Rusmawati.
Saat itu pukul 07.00 Wita saat Rusmawati melihat, dari sembilan kucing yang dipeliharanya, enam ditemukan mati. Tiga di antaranya sekarat. Kucingnya yang masih bernyawa langsung diminumkan susu.
“Dugaan pertama saya kira salah makan,” sebutnya.
Namun kabar menyebar. Kucing milik tetangganya juga mati. Pemilik kucing lainnya, Ewi menyebut, dari dua kucingnya, satu mati. Dari kucing yang masih hidup, Ewi menemukan keanehan. Dari sisa muntahan kucing, terdapat bercak merah muda. Yang kemudian diperiksakan ke dokter hewan.
“Kata dokter ada dugaan diracun. Jenisnya racun yang biasa dipakai untuk meracun babi hutan,” kata Ewi.
Ketua RT Hery Purwadi menuturkan, dari laporan warga, ada 13 kucing yang mati. Rapat pun dilakukan bersama warga. Menindaklanjuti kasus yang pertama kali terjadi di kawasan mereka. Dari hasil rapat, kasus ini tak akan diteruskan ke pihak kepolisian.
“Ada dua hipotesis. Pertama ada yang sengaja meracun karena merasa terganggu. Atau racun yang harusnya untuk hewan lain, misal tikus tapi kenanya ke kucing,” sebut Hery.
Jika memang terbukti ada unsur kesengajaan, pelaku yang meracuni kucing warga bakal diproses hukum. Adapun sanksi bagi orang yang membunuh hewan milik orang lain ini, diatur dalam Pasal 406 Ayat 2 KUHP. Ancamannya penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (*/rdh/riz/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post