Bakat olah vokal terbentuk sejak tiga tahun. Didasari kedua orangtua yang merupakan guru kesenian. Kinasih Listyannisa Priyono, pelajar kelas VIII SMP YPK berhasil menembus Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) kategori solo vokal tahun ini. Capaian tersebut membuat rekor terpecah. Sebab sebelumnya Kota Taman selalu absen pada jenis lomba itu.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
Alunan musik berkumandang. Gerak tubuh langsung seiring dengan irama. Suara kepala langsung menggelegar. Tinggi tetapi tidak kasar. Melainkan indah. Membuat pendengar pun merasa nyaman dengan suara khas milik Kinasih Listyannisa Priyono, pelajar kelas VIII SMP YPK. Unggahan video di akun YouTube pribadinya ini merupakan materi lomba saat mengikuti FLS2N.
Kepada Kaltim Post, ia menceritakan perjuangan di FLS2N ini bukan kali pertama. Sebab, saat di jenjang sekolah dasar sudah dua kali masuk tahap nasional. Tepatnya 2016 dan 2017. Saat 2017 capaiannya pun melonjak. Berhasil memperoleh peringkat kelima.
“Saya suka menyanyi karena diperkenalkan orangtua. Dan suaranya sudah bagus sejak tiga tahun,” kata pelajar yang akrab disapa Ina ini.
Saat duduk di kelas 1 sekolah dasar, ia menyabet juara pertama. Pada lomba menyanyi yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang. Selepas itu, permintaan menyanyi menjadi tinggi. Bahkan beberapa kali diundang di acara Pemkot Bontang.
“Sering tampil di Pendopo Wali Kota,” ucap anak dari pasangan Drawan Kabul Priyono dan Santi Listianti Salam.
Dijelaskan dia, proses latihan hanya ketika mendekati event. Per harinya sekira satu jam. Tiga lagu ditampilkan untuk ajang FLS2N. Meliputi Bahagia milik GAC, lagu daerah Dendam Kampong, dan Merakit yang dipopulerkan oleh Yura Yunita. Pelajar kelahiran 5 Februari 2007 menilai lagu Merakit ialah tersulit. Sehubungan dengan teknik suara di dalam lagu itu.
Sementara lagu Bahagia kendala terbesar ialah bernyanyi cepat atau ngerapp. Nada dasar dari penyanyi aslinya dipandang tidak. Mengingat terdapat suara cowok. Jika dipaksakan suaranya terlalu rendah. Solusi pun tercipta dari sang ibu. Yakni menaikkan nada dasarnya.
Adapun lagu daerah tingkat kesulitan terletak di penggunaan cengkok. Pasalnya lagu ini khas Melayu. Dibutuhkan waktu untuk latihan keras sehingga berhasil menyesuaikan kekhasan irama lagu. Pada FLS2N kali ini ia menargetkan menembus putaran final.
“Target masuk enam besar. Ingin mempersembahkan yang terbaik untuk kedua orangtua,” sebut pelajar yang berdomisili di Jalan Cut Nyak Dien, RT 28, Bontang Baru ini.
Sementara, guru kesenian sekolah, Drawan Kabul Priyono mengungkapkan mekanisme lomba melalui pengiriman video penampilan. Saat jenjang kota proses seleksi dilakukan pada 21 Agustus. Diikuti oleh sekira enam sekolah. Selanjutnya diambil dua terbaik.
“Ina berhasil menyabet juara pertama. Sehingga lanjut ke tingkat provinsi,” kata Drawan.
Video itulah yang juga disetor ke panitia tingkat provinsi. Batas akhir pengumpulan saat itu ialah 13 September. Diikuti oleh 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Hasilnya kembali Ina menyabet predikat terbaik pertama. Sehingga lolos ke jenjang nasional.
Diutarakan dia, ini merupakan rekor capaian terbaik. Pasalnya, tahun sebelumnya untuk jenjang SMP, Kota Taman belum bisa menembus babak nasional. “Baru tahun ini juara di tingkat provinsi untuk SMP. Kalau SD sering masuk nasional,” imbuhnya.
Sejak dua hari lalu pembukaan FLS2N telah dilangsungkan. Informasi yang didapatkannya saat ini masuk tahap penilaian dari dewan juri. Mekanismenya pun sama yakni pengiriman video. Jika masuk 15 besar maka penilaian mengacu pada lagu Merakit.
“Artinya untuk babak penyisihan penjurian terhadap dua lagu. Bahagia dan lagu daerah,” sebutnya.
Total 34 daerah ditambah satu perwakilan dari pelajar luar negeri ikut dalam ajang ini. Sementara daerah yang menjadi pesaing Kaltim untuk olah vokal ialah seluruh provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Riau, dan Sulawesi Utara. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post