bontangpost.id – Stimulan untuk RT menjadi jualan pasangan calon (paslon) di Pilkada Bontang. Paslon nomor 1 Basri Rase-Najirah menjanjikan Rp 50-250 juta tiap RT. Sementara Neni Moerniaeni-Joni Rp 200 juta.
Program ini awalnya diluncurkan masa pemerintahan Adi Darma. Yang menjabat 2011-2016. Kala itu, tiap RT diberikan Rp 50 juta. Ketika digantikan Neni-Basri, tiap RT dijanjikan Rp 200 juta. Dibalut dalam program dua ratus juta (produta). Namun, dalam pelaksanaannya sulit terealisasi.
Zakaria, mantan ketua RT 17 Kelurahan Bontan Baru menegaskan bahwa pada 2017, anggaran produta jauh dari namanya. Hanya Rp 10 juta. Diberikan dalam bentuk pot bunga. Setahun berselang menjadi Rp 15 juta.
“Itu kami gunakan untuk melakukan rehabilitasi gapura dan pengadaan lampu jalan,” kata pria yang menjabat RT lima periode tersebut.
Zakaria mengklaim mengetahui benar anggaran yang digelontorkan. Mengingat dia baru berhenti dari ketua RT pada awal 2020. “Pada 2019 kami dapat penutup parit dan sound system. Nilainya Rp 45 juta,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Bontang Amiruddin mengatakan pihaknya sudah menyusun rancangan kegiatan untuk tahun depan. Sesaat setelah diumumkan pemenang Pilkada, maka Bapelitbang akan berkoordinasi untuk mengakomodasi program kerja. Terpenting, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah disusun.
“Untuk 2021 juga sudah dianggarkan. Tapi menyesuaikan keuangan daerah,” katanya.
Diketahui, APBD 2021 disahkan Rp 1,2 triliun. Turun Rp 400 miliar dibanding tahun sebelumnya. Tak heran jika dia merasa sangsi tahun depan Produta bisa terealisasi 100 persen. “Tidak sampai Rp 200 juta,” ungkapnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post