bontangpost.id – PT Kaltim Parna Industri (KPI) kembali menggelar webinar bersama pelajar se-Bontang, Sabtu (27/3/2021) pagi. Ini merupakan rangkaian webinar KPI memperingati bulan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K-3).
Pekan sebelumnya, PT KPI mengusung isu kesehatan dan lingkungan dalam webinar. Kali ini, isu yang diangkat soal keamanan berlalu lintas dan pencegahan bencana serta community emergency response.
Untuk mengupas isu tersebut, dua narasumber dihadirkan. Yakni Wakil Kasat Lantas Polres Bontang Iptu Slamet dan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang Andrie Lesmana.
President Director PT KPI Hari Supriyadi mengatakan, ini rangkaian webinar KPI peringati hari K3. Dia mengucapkan terima kasih atas antuasime pelajar Bontang mengikuti rangkaian webinar ini.
Tak lupa Hari sampaikan terima kasih kepada narasumber yang hadir dalam webinar ini. Kata dia, selama pandemi ini PT KPI cukup konsisten menggelar webinar dengan tema bahasan berbeda kepada pelajar. Tujuannya, agar mereka bisa mengisi waktu tinggal di rumah dengan kegiatan produktif dan menambah wawasan.
“Saya juga ingin bilang, mari sama-sama kita selalu menjaga protokol kesehatan 5M,” ujarnya sebelum webinar dimulai.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bontang Andrie Lesmana memulai pemaparan dengan memetakan potensi bencana di Bontang. Ada 9 potensi bencana, namun paling kerap, sebut Andrie, ialah banjir, kebakaran permukiman, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dia menyebut, penanganan karhutla kerap terkendala lokasi. Kebakaran terjadi di lokasi yang sulit dijangkau. Walhasil untuk padamkan api, personel BPBD dan Disdamkartan mesti melakukannya secara manual.
“Enggak jarang air diangkat dari luar, karena pipa tidak bisa mengakses lokasi,” katanya.
Sementara untuk penanganan kebakaran di permukiman. Dia menyebut jika pemilik rumah mesti mafhum benar setiap sisi rumah. Pintu, jendela, atau penempatan kunci ketika malam. Hal seperti ini mungkin terlihat sepele. Namun ketika terjadi kebakaran, pemilik rumah acap kaget dan bingung.
“Makanya harus latihan juga soal kesiapsiagaan,” pintanya.
Sementara Wakalantas Iptu Slamet memaparkan data-data dan fakta laka lantas mulai tingkat nasional hingga Bontang. Disebutkan jika kematian akibat laka lantas mengalami peningkatan. Muai 1990-an hingga terakhir pada 2020. Pada 2010, kematian akibat laka lantas berada di peringkat 3. Sedekade berikutnya, 2020, berada di posisi 2 setelah stroke.
“Kenaikannya memang cukup signifikan,”bebernya.
Adapun laka lantas itu sebagian besar disebabkan oleh human error. Seperti pengendara tidak fokus, mengantuk, sembari menelpon, dan lain sebagainya. Kemudian kendaraan rusak, dan disusul faktor alam.
“Makanya kami aktif memberi edukasi kalau anak di bawah 17 tahun itu tidak bisa bawa kendaraan dulu. Karena secara psikologi mereka belum stabil,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mensosialisasikan teknologi tilang terkini Polres Bontang. Yakni e-tilang atau tilang elektronik.
“Jadi semua akan diakumulasi ketika dilakukan pembayaran pajak,” tandasnya. (adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post