bontangpost.id – Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di Bontang, Kaltim, hingga kini masih di ujung tanda tanya. Di satu sisi, pemerintah mesti mempertimbangkan kondisi Bontang. Yang dalam dua pekan ini mengalami lonjakan kasus Covid-19. Di sisi lain, efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga disangsikan. Sementara tahun ajaran baru bakal dimulai akhir Juli mendatang.
Anggota Komisi I DPRD Bontang Irfan mengatakan, pemerintah memang berada dalam posisi sulit. Banyak yang menyangsikan efektivitas PJJ, juga betapa metode pembelajaran ini turut meningkatkan tingkat frustrasi di kalangan wali murid. Namun bila PTM terus digelar, aspek keamanan dan kesehatan anak didik serta guru menjadi taruhannya.
“Memang kondisinya sekarang cukup sulit,” kata Irfan ketika disambangi bontangpost.id di kantornya, Jalan Moh Roem, Bontang Lestari, Bontang Selatan.
Dia bilang, pemerintah mesti menimbang keputusan ini dengan sangat bijak. Jangan sampai niat baik pemerintah justru berujung pada hal yang tak diinginkan.
“Harus benar-benar dibijaki ini. Tentu kita ingin yang terbaik buat seluruh anak-anak,” ujarnya.
Dia melanjutkan, PTM agak sulit digelar bagi sekolah yang terletak di pusat kota. Mengingat kondisinya saat ini, lonjakan kasus Covid-19 di Bontang dalam tahap membahayakan. Dalam dua pekan saja, 10 kelurahan langsung berubah zona merah. Padahal pada Mei, tren kasus Covid-19 di Kota Taman terbilang melandai. Sebabnya ia menilai, lebih baik PTM tak dipaksakan. Tunggu kondisi membaik. Sebab ini terkait erat dengan aspek keamanan dan kesehatan anak didik dan guru.
‘’Saya kira kalau untuk sekolah di damat (pusat kota) dipertimbangkan lagi. Tunggu keadaan kondusif,’’ tambahnya.
Namun, ada pengecualian untuk sekolah di ujung kota atau pesisir. Menurutnya sekolah tersebut boleh menggelar PTM terbatas. Terbatas dalam artian, prokes tetap dijaga ketat, dan pembelajaran tak dilakukan seperti sebelum pandemi. Misal, durasi pembelajaran dibatasi, dan tidak saban hari anak-anak belajar di kelas. Dia sepakat PTM untuk sekolah persisir, dengan pertimbangan sekolah tersebut lokasinya cukup terisolir, jarang berinteraksi dengan orang luar. Jumlah siswa terbatas, hingga keterbatasan dengan pembelajaran daring.
‘’Kalau di pesisir okelah kalau PTM. Karena kita tahu lah kondisi mereka, banyak keterbatasan,’’ tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post