bontangpost.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan, gempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang Sumatera Barat, pada Jumat (25/2) mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Berdasarkan catatan sementara, dua orang meninggal dunia dan 20 orang luka-luka ditemukan akibat peristiwa alam tersebut.
“Dua orang meninggal dunia, 20 orang luka-luka sementara ini,” kata Suharyanto dalam konferensi pers daring, Jumat (25/2).
Dia memastikan akan berkoordinasi dengan dengan pemerintah setempat melalui pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Hal ini untuk memastikan berapa jumlah korban dan dampak kerugian dari gempa bumi tersebut.
“Kami akan terus berkoordinasi dan mengumpulkan data-data, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama ini kita bisa memastikan berapa sebetulnya korban jiwa dan korban-korban terkait harta benda lainnya,” ucap Suharyanto.
Terpisah, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, laporan sementara, lokasi yang terdampak parah berada di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat. Pascagempa, personel BPBD Pasaman Barat melakukan pemantauan dampak gempa.
“Sejumlah kerusakan terjadi di kabupaten tersebut, seperti fasilitas pendidikan dan rumah warga. Namun demikian BNPB masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BPBD setempat terkait dampak gempa,” ujar Muhari.
Dia menyebut, gempa juga dirasakan di Kabupaten Limapuluh Kota, gempa dirasakan kuat oleh warga selama 2 hingga 5 detik. Laporan sementara, ada kerusakan rumah warga di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Bukit Barisan dan Kecamatan Gunung Ameh.
“BNPB juga masih melakukan konfirmasi terhadap informasi ini,” ungkap Muhari.
Guncangan kuat juga dirasaakan di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Agam, Padang Pariaman dan Pariaman. BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan adanya guncangan kuat yang dirasakan masyarakat dengan durasi 3 hingga 4 detik.
“Sebagian masyarakat panik dan keluar rumah. Pihaknya sedang melakukan kaji cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya,” papar Muhari.
Hal serupa juga terjadi di Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Dia mengutarakan, warga Padang Pariaman merasakan gempa kuat selama 2 hingga 5 detik. Sedangkan di Kota Pariaman dirasakan 3 hingga 4 detik.
“Warga di wilayah tersebut mengalami kepanikan,” beber Muhari.
Sementara itu, BPBD Kota Padang melaporkan guncangan dirasakan lemah selama 1 hingga 3 detik. Namun demikian, sebagian warga dilaporkan sempat panik dan keluar rumah.
“Hal serupa dialamai warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai,” tutur Muhari.
Parameter gempa tercatat berada pada 17 km timur laut Pasaman Barat, Sumatra Barat, dengan kedalaman 10 km. Kekuatan gempa yang dihitung dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menyebutkan wilayah Pasaman pada V MMI, Agam, Bukit Tinggi dan Padang Panjang IV MMI, Padang, Payahkumbuh, Aek Godang dan Gunung Sitoli III MMI, Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan dan Rangkinang II MMI.
“Menyikapi kondisi pascagempa, warga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. BNPB meminta warga untuk tidak terpancing pada kemungkinan isu negatif yang beredar dan dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat,” pungkas Muhari. (jawapos)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post