bontangpost.id – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris memberikan sejumlah rekomendasi agar musibah kebakaran di kampung atas laut Bontang Kuala (BK) tak terjadi lagi. Kalaupun musibah itu kembali terulang, dampaknya bisa diminimalisasi.
Melihat kondisi kampung atas laut tersebut, ujar Agus Haris, mestinya ada sistem pemadaman hidran. Disebar merata, atau tidak berjauhan. Serta mudah dijangkau. “Itu penting sekali,” ujar Agus Haris kepada bontangpost.id, Jumat (16/10/2020) sore.
Selain saluran pemadaman hidran, mestinya juga disebar alat pemadam api ringan (apar). Setidaknya di beberapa RT, minimal ada 5 apar dipasang. Tepat di depan rumah warga. Jadi ketika ada kejadian, dapat selekasnya difungsikan.
Tapi dia menekankan, tidak semua orang mengerti penggunaan alat-alat pemadam kebakaran darurat itu. Sebabnya dia mendorong agar tiap RT, dari total 11 RT di permukiman tersebut, mengirim perwakilannya untuk diajari cara menggunakan alat-alat tersebut. Atau memberdayakan pemuda BK.
“Sosialisasi rutin soal penggunaan alat. Juga perawatan alat secara berkala,” ujar politikus Gerindra ini.
Untuk sumber anggaran, APBD sejatinya bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut. Beberapa legislator, termasuk dirinya pun siap mendukung. “Lewat APBD bisa saja itu,” katanya.
Dia menambahkan, ada opsi lain untuk antisipatisi kebakaran di BK. Yakni mengecor jalan-jalan di perkampungan itu. Agar mobil pemadam bisa dengan mudah mengakses bila musibah kebakaran terjadi.
Mengingat anggaran yang diperlukan tidak sedikit, ujarnya, opsi ini barangkali cukup lama bisa diwujudkan. Juga ketika ingin mengecor jalan di BK, harus ditarik kesepakatan warga setempat. Apakah mereka bersedia. Mengingat jalan ulin yang membentang di sepanjang 11 RT di kampung atas laut itu laiknya identitas.
“Kalau cor jalan harus terima kesepakatan juga dari tetua adat di BK. Jangan sembarangan karena itu ciri khas mereka,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post