SANGATTA – Kecintaan terhadap budaya harus ditanamkan sejak dini. Membangun taman bermain anak, merupakan fasilitas pemenuhan hak anak. Dalam rapatnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutai Timur mengundang perwakilan guru dari beberapa kecamatan.
Kepala DPPPA, Aisyah mengungkapkan beberapa indikator dalam mencapai Sekolah Ramah Anak (SRA) seperti bebas rokok, miras, narkoba, memiliki kantin sehat, dan tidak ada kekerasan terhadap siswa.
“Beberapa indikator harus dipenuhi. Ya agar siswa-siswi lebih nyaman berada di lingkungan sekolah. Jika sekolah dapat menjamin keamanan dan kenyamanan baginya, mereka tidak akan pergi dari sekolah. Bahkan dapat membuat mereka terhindar dari perbuatan salah,” ujarnya saat ditemui di Hotel Lumbu Sangatta Utara.
Selain itu, adanya fasilitas permainan tradisional merupakan nilai tambahan yang sangat baik. Pasalnya permainan ini akan berkembang lebih optimal jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas.
“Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot anak. Jadi mereka akan lebih kreatif,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kasi Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi BPPPA, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kutim, Yuliana mengatakan, sangat banyaknya manfaat dalam SRA tersebut. Pasalnya jika terdapat sekolah yang baik maka dapat dijadikan model atau percontohan (pilot project) bagi sekolah-sekolah lainnya.
“Jika sekolahnya sudah layak dan ramah anak, maka dapat dijadikan contoh baik, agar memotivasi yang lain untuk lebih maju lagi,” ungkapnya.
Seorang guru perwakilan dari salah satu Sekolah Dasar di Sangatta menceritakan programnya untuk membuat tempat permainan tradisional sudah sejak lama. Namun belum dapat terealisasi sepenuhnya.
“Kami sudah berencana akan bangun taman bermain untuk anak di sekolah. Namun tidak dapat langsung dibuat sekaligus, jadi saat ini sudah ada tempat bermain loncat gacok di depan setiap kelas. Ya ingin kami agar dalam waktu dekat ini bisa membangun fasilitas lainnya,” paparnya.
Menurutnya, fasilitas permainan tradisional memiliki banyak manfaat positif. Baginya setiap sekolah sangat baik jika melakukan hal yang serupa. Ia mengungkapkan harapannya agar anak-anak di Kutim dapat berkembang sama baiknya.
“Banyak sekali fungsinya. Salah satunya untuk menyalurkan hobi mereka, selain karena sekolah kami menganut sistem ‘full day’, maka kami buatkan tempat bermain yang dapat membuat tubuh mereka banyak bergerak dan lebih bugar. Jadi mereka tidak akan jenuh di sekolah,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: