bontangpost.id – Musibah air bah yang menggenangi sejumlah kawasan di Kota Taman terjadi sejak Senin (8/11). Puncaknya ketika debit air dari sungai yang berada di kilometer 5 Jalan Poros Bontang-Samarinda meluber hingga badan jalan sore harinya. Badan Penanggulangan Bencana Daerad (BPBD) sudah mengkalkulasi ketinggian level air bakal meningkat satu jam kemudian. Ditambah kondisi air laut mengalami pasang.
Kepala BPBD Ahmad Yani mengatakan banjir kali ini menyasar enam kelurahan. Mencakup Guntung, Kanaan, Gunung Telihan, Satimpo, Gunung Elai, dan Api-Api. Tersebar di 57 RT dari enam kelurahan tersebut. Adapun jumlah keluarga terdampak mencapai 2.262 atau 7.921 jiwa.
Menurutnya sebelumnya BPBD telah mendapatkan informasi terkait status kewaspadaan banjir ini satu hari sebelum kejadian. Dari BNPB dan BMKG. Bahkan, pihaknya langsung menyebarkan kabar ini kepada seluruh lurah dan camat. “Peringatan sudah ada memang dan itu kami informasikan sebagai langkah antisipasi,” kata Ahmad Yani.
Jika ditilik ancaman banjir di Bontang ini terjadi dalam siklus dua tahun. 2015 silam banjir kiriman ini terjadi pada 4 Februari. Enam kelurahan terkena imbas saat itu yakni Api-Api, Gunung Elai, Bontang Baru, Gunung Telihan, Kanaan, dan Bontang Kuala. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Dua tahun berselang kembali diserang banjir. Bontang diguyur hujan deras berturut-turut sejak 19-20 November, kala itu. Enam kelurahan kembali menjadi korban yakni Gunung Telihan, Kanaan, Satimpo, Gunung Elai, Api-api, dan Bontang Baru.
Puncak terparah terjadi di 2019. Bahkan selama periodesasi 34 tahun sebelumnya kejadian ini termasuk paling parah. Menyerang 8 kelurahan yang ada di Bontang. Meliputi Kelurahan Gunung Telihan, Kanaan, Satimpo, Api-api, Gunung Elai, Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, dan Guntung. Tercatat 10.065 jiwa menjadi korban banjir luapan sungai.
“Kalau tahun ini tidak separah 2019 lalu. Saat itu sudah material lumpur yang terbawa luapan air. Akibatnya sarana BPBD tidak bisa bergerak,” ucapnya.
Dijelaskan dia, lambannya debit air menuju ke hilir lantaran beberapa hari ini kondisi air pasang juga meningkat ketinggiannya. Pada 8 November 2021, tepatnya sekira 19.30 Wita ketinggiaan permukaan air laut mencapai 2,4 meter. Sementara kemarin sekira 20.00 Wita levelnya di 2,2 meter. Ia membenarkan ada penurunan. Tetapi jika ada curah hujan tinggi di kawasan hulu maka akan memperlambat pembuangan air sungai.
“Kalau pasang maka air akan tertahan di Api-Api. Itu penyebabnya mengapa kelurahan tersebut dampaknya sangat besar,” tutur dia.
Pun demikian dengan Guntung, air dari sungai di kawasan tersebut tidak mengalir menuju laut. Akibatnya meluber ke permukiman warga. Terutama daerah yang lebih rendah. Sejauh ini BPBD telah melakukan proses evakuasi terhadap sejumlah masyarakat.
Di Gunung Telihan proses itu sudah terjadi sejak 8 November malam hari. Disusul pagi hari berikutnya di kawasan Satimpo. Karena ada ibu yang hendak melahirkan. Sehingga petugas langsung membawa dengan perahu karet segera dilarikan ke rumah sakit. Satu lansia beserta cucu juga dibawa ke tempat aman dari area Jalan Bulutangkis, Api-Api. Lantaran lansia mengalami demam.
“Tempat evakuasi yang disiagakan di Kantor Kelurahan Gunung Elai. Sudah menampung 4 kk atau 23 jiwa. Fokus kami ke sarana pemerintahan. Menyangkut ketersediaan fasilitas penunjang,” sebutnya.
BPBD pun terus berkomunikasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan. Sehubungan dengan kewaspadaan ancaman banjir. Sejumlah perahu karet pun juga disiagakan untuk membantu proses evakuasi warga. Disebut kelurahan lain yang ikut tergenang lantaran permukaan air laut lebih tinggi dibandingkan daratan. Sehingga ketika rob air masuk ke permukiman.
“Kalau rob itu menyasar Kelurahan Tanjung Laut Indah. Kemarin (dua hari lalu) Jalan Haruan ada genangan tetapi beberapa jam kemudian sudah surut. Selain itu Jalan Belanak juga menjadi potensi ancaman rob,” terangnya.
Imbas dari kondisi ini tiga ruas jalan ditutup sejak pagi hari kemarin. Meliputi Jalan Ahmad Yani, Jalan Patimura, dan Jalan Imam Bonjol. Pengendara dialihkan ke ruas jalan yang dapat dilalui. Diketahui, pada sekira 16.32 Wita perlahan ketinggian air mulai surut. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post