Genangan air belum juga surut. Empat hari sudah air kiriman mengepung warga di kawasan Kompleks Bengkuring, tepatnya di Jalan Terong, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara. Pemkot akhirnya menetapkan tanggap darurat.
SAMARINDA-Cuaca Kota Tepian masih tak menentu. Terkadang mendung, namun tiba-tiba pula bisa berubah menjadi terik. Hingga kemarin (8/6/2019), genangan air masih belum surut. Bahkan banjir meluas.
Jika sebelumnya 4 rukun tetangga (RT), kini hingga 15 RT di Kecamatan Samarinda Utara dan Sungai Pinang ikut terendam. Titik terparah di Sungai Pinang berada di Kelurahan Gunung Lingai, tepatnya di Kompleks Perumahan Griya Mukti Sejahtera. Banjir di dua kelurahan itu rata-rata ketinggiannya mencapai 25-75 sentimeter.
Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chairuddin menjelaskan, informasi dibukanya pintu air Bendungan Benanga, tidak benar alias hoax. Untuk memastikan, Sugeng didampingi Asisten II Bidang Ekonomi, Endang Liansyah, beserta beberapa staf lainnya bertandang ke bendungan di kawasan Lempake, Samarinda Utara itu. “Status air masih level siaga, di warna kuning. Enggak benar kalau pintu bendungan dibuka,” ujarnya.
Dia tak menampik, intensitas hujan yang cukup tinggi sedang melanda ibu kota Kaltim. “Memang ada peningkatan debit air yang masuk dan keluar di bibir bendungan,” sambungnya. Selain itu, air kiriman dari hulu Sungai Karang Mumus, termasuk kawasan Samarinda Utara, jadi salah satu penyebab naiknya debit air, dan akhirnya menimbulkan genangan di sejumlah kawasan.
Sugeng yang meninjau langsung lokasi menyebut, banjir sudah berlangsung sejak Rabu (5/6/2019). Sehingga Pemkot Samarinda menetapkan status tanggap darurat. “Sudah dipastikan. Sejauh ini masih satu posko bencana,” sebut pejabat Pemkot Samarinda itu.
Menyinggung anggaran yang diperlukan, semuanya sedang tahap pembahasan. “Termasuk masalah kesehatan, semuanya masuk ke dana tanggap darurat,” tambahnya. Sesuai prosedur, status tanggap darurat berlangsung sepekan. Namun, Sugeng memastikan, pemerintah melihat kondisi ke depan nantinya. Jika banjir yang diprediksi selama sepekan itu masih menggenang, tanggap darurat tentu diperpanjang.
Banjir yang terjadi sejak hari pertama Lebaran, Rabu (5/6/2019), hingga kemarin, terjadi di 15 RT. Warga yang terkena dampak banjir berada di Perumahan Bengkuring, Jalan Kestela, Jalan Asparagus, Jalan Terong I-VI, Jalan Terong Pipit, Jalan Pakis Aji, Jalan Selada, Jalan Pakis Merah, Jalan Bayam, dan Perumahan Griya Mukti Sejahtera. Dari 735 kepala keluarga (KK), total ada 2.327 jiwa yang terpaksa berlebaran dengan banjir. “Semoga saja tidak hujan, agar air bisa surut,” tegas Sugeng.
Pantauan Kaltim Post (induk Bontangpost.id), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda sudah mendirikan tenda untuk posko siaga di Jalan Terong, kawasan Bengkuring, Samarinda Utara. Posko tersebut nantinya digunakan sebagai pusat informasi dan laporan masyarakat yang mengalami sakit. Sementara posko kesehatan, memanfaatkan pelataran rumah warga yang tidak terkena banjir.
Sekretaris BPBD Samarinda Hendra AH menjelaskan, perahu karet disiapkan untuk mengevakuasi warga yang hendak meninggalkan rumah untuk mengungsi. “Anggota standby 24 jam selama bergantian. Ini sudah jadi tugas dan kewajiban,” ujarnya. Selama status tanggap darurat, BPBD bersiaga memberikan bantuan nasi bungkus dan obat-obatan serta perlengkapan mandi jika diperlukan.
Diwartakan sebelumnya, ratusan rumah di kawasan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara dan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang terendam air. Banjir melanda kawasan itu sejak Rabu (5/6/2019) lalu hingga sekarang. Di mana itu merupakan Lebaran pertama bagi umat muslim. Warga sekitar pun merayakan Idulfitri dengan kondisi rumah yang tergenang air. (*/dra/rom/k15/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: