SAMARINDA – Hujan deras yang mengguyur Kota Tepian selama dua jam hampir merobohkan salah satu rumah warga yang terletak di Perum Bukit Pinang Batara Blok B1 No 43, Rabu (5/9) kemarin. Hal ini banyak disesalkan warga, pasalnya kawasan tersebut memang kerap dilanda banjir dikarenakan drainase yang tidak berfungsi secara maksimal.
Hal ini diungkapkan Muhammad Aziz, warga yang rumahnya hampir roboh karena terjangan banjir, kemarin. Ia menuturkan, bahwa hujan terjadi sekira pukul 03.00 Wita dan dalam waktu 20 menit kemudian tiba-tiba luapan air banjir menjebolkan dinding rumahnya.
Kawasan tersebut diakuinya memang kerap menjadi langganan banjir. Ia menyebut, salah satu penyebabnya karena dampak limpahan air dari atas gunung yang merupakan daerah pergudangan umum.
“Di sini memang suka banjir. Soalnya di atas ada pergudangan. Jadi kalau hujan drainase yang di bawah tidak dapat bekerja maksimal, soalnya salurannya diperkecil agar air tidak tumpah ke perumahan yang di bawah. Namun, dampaknya luapan air malah mengempas rumah yang di atas. Kena lah rumah saya,” tutur dia kepada Metro Samarinda.
Ia mengaku, merasa sangat terkejut dan langsung menyelamatkan seluruh anggota keluarga. Tidak hanya jebol, bahkan dinding di sekitar jebolan di samping rumahnya itu tampak retak dan miring. Dikhawatirkan, bangunan tersebut tidak dapat menahan beban dan rubuh.
“Keluarga saya ungsikan ke tetangga. Mereka shock dan trauma karena musibah ini. Saya bilang tidak usah dilihat,” ungkapnya.
Aziz membeberkan, sebenarnya sudah banyak warga mempermasalahkan pembangunan pergudangan umum di atas perumahan mereka itu. Saat pembangunannya sebenarnya pergudangan tersebut diminta untuk membangun tiga drainase. Namun, entah apa yang terjadi mereka hanya membangun satu drainase.
Sehingga, tumpahan air dari atas kerap membanjiri kawasan pemukiman yang berada di bawahnya. Dan kali ini mengenai rumahnya.
Ia berkata, tidak terlalu mengharap banyak, hanya pertanggung jawaban pihak pergudangan terhadap musibah yang ia alami tersebut. Pasalnya hal ini terjadi karena pihak pergudangan lalai dalam memenuhi perjanjian untuk membangun tiga drainse yang memadai.
“Saya cuma ingin menunjukkan keadaan rumah ini dan melihat bagaimana bentuk pertanggungjawaban mereka,” ungkap dia.
Salah satu warga yang enggan dikorankan namanya bahkan menyebut, bahkan warga pernah demo menuntut pemilik pergudangan yang berada di atas pemukiman mereka itu. Pasalnya, jika hujan sedikit pasti banjir sebagai efek sistem drainase yang tidak baik. Di bagian belakang rumah warga yang jebol itu kini bahkan tidak ada lagi yang menghuni. “Mereka semua kabur, tidak ada yang mau tinggal di sana,” ungkap dia. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post