Semenjak Pelimpahan Kewenangan ke Provinsi
SANGATTA – Sekolah tingkat SMA/SMK di Kutim kian marak yang kekurangan tenaga pengajar. Terlebih, sejak dialihkannya kewenangan ke Pemprov Kaltim. Hal ini semakin menambah derita sekolah.
Kepala Sekolah SMK 1 Sangatta Supriadi cukup merasakan hal itu. Katanya, jumlah guru di sekolahnya hanya terdapat 46 orang, yakni dari 23 tenaga PNS dan 23 non-PNS. Adapun tenaga non-PNS digaji dari sekolah, ada pula yang digaji dari pemprov Kaltim.
Kendala utama, lanjut dia, untuk tenaga pengajar kejuruan, jumlahnya masih belum cukup. Sebab, dari 6 jurusan yang terdiri dari 735 siswa, jumlah guru di tiap jurusan masih tak tentu.
“Kami terkendala jumlah guru untuk mengajar khusus di jurusan. Apalagi, kami baru membuka dua jurusan baru, di bidang teknologi. Lantas kami mencari cara dengan bekerjasama dengan pihak swasta,” ujar Supriadi.
Hal sama juga dirasakan di SMA 1 Bengalon. Dari data Dinas Pendidikan, jumlah guru yang terdata saat ini hanya 16 guru. Itu dari 89 siswa lelaki dan 176 siswa perempuan, yang terdiri dari 13 kelas. “Ya masih kekurangan guru,” kata Kadisdik Akhmadi.
Camat Busang Impung Anyek, menyatakan sebenarnya banyak guru lulusan S1 di Busang, namun, masih kurang efektif. Karena belum semua dijadikan PNS. Ya, lebih banyak tenaga non-PNS, sehingga penghasilannya kurang.
“Namun sejauh ini, belum ada keluhan kekurangan guru dari SMA-SMA di Busang. Mereka tetap berjalan dengan adanya,” kata Impung.
Sekretaris Komisi D DPRD Kutim Uce Prasetyo mengatakan, ada guru SMA yang datang kepada dirinya belum lama ini, mengadu tentang nasib penghasilan. Sebab, dalam sebulan, hanya digaji Rp 1 juta.
“Tidak ada lagi dana BOS kabupaten dan insentif. Ini yang paling menjadi keluhan mereka (guru SMA non-PNS),” katanya (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: