bontangpost.id – Wilayah bagian utara Kaltim kembali diguncang gempa, Selasa (11/10) siang. Gempa tektonik bermagnitudo 4,4 itu terjadi sekitar pukul 12.56. Mengguncang dua kecamatan di Kabupaten Berau. Yakni, Kecamatan Bidukbiduk dan Kecamatan Batu Putih. Episenter atau titik pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 26,5 kilometer di timur laut Kecamatan Bidukbiduk pada kedalaman 10 kilometer.
Dalam keterangan resminya kemarin, Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Rasmid menyampaikan, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, guncangan yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Pemicunya diduga dari pergerakan Sesar Mangkalihat. Untuk diketahui, sesar atau patahan Mangkalihat memiliki panjang sekitar 438 km. Patahan ini didominasi oleh patahan naik (reverse fault). Patahan Mangkalihat dikenali berupa sesar mendatar, diidentifikasi di pantai timur Pulau Kalimantan.
“Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Berau dengan skala intensitas II MMI atau getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang. Dan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” katanya kepada Kaltim Post (induk bontangpost.id). Rasmid melanjutkan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan dampak gempa bumi Berau. Hingga pukul 14.00, dari hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
“Gempa itu hanya dirasakan di Berau. Berdasarkan laporan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat,” jelas pria yang sebelumnya menjabat kepala seksi (kasi) Data dan Informasi Stasiun Geofisika Kelas I Bandung ini.
Mengutip data Stasiun Geofisika Balikpapan yang diunggah sejak Januari hingga pekan kedua Oktober ini, sudah terjadi 24 kali gempa di perairan Kaltim. Sepanjang tahun ini, gempa terbanyak dalam sebulan terjadi pada Januari dengan 4 kali gempa, Maret 5 kali gempa, dan Juli 4 kali gempa bumi. Selain gempa bumi, dalam rilis BMKG juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan.
Berdasarkan data potensi cuaca, curah hujan dengan intensitas sedang sampai lebat dan disertai kilat serta angin kencang terjadi pada 9–15 Oktober. Kondisi cuaca ekstrem ini terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia. ’’Untuk potensi gelombang tinggi, kategori tinggi gelombang 2,5–4 meter terjadi di sejumlah perairan,’’ kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (riz/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: