bontangpost.id – Stasiun Geofisika Balikpapan mencatat Pulau Kalimantan diguncang 80 kali gempa bumi sepanjang 2023. Berdasarkan data yang dirilis Stasiun Geofisikan Balikpapan, gempa bumi nyaris mengguncang seluruh provinsi di Pulau Kalimantan, mulai Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat.
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Rasmid mengatakan dari 80 gempa bumi yang terdeteksi, 14 di antaranya dapat dirasakan oleh masyarakat serta tiga gempa bumi yang terjadi di luar wilayah Kalimantan, namun dapat dirasakan di wilayah Kalimantan.
“Ketiga gempa bumi tersebut yaitu gempa bumi Tuban, Jatim pada 14 April 2023, gempa bumi Mataram, Lombok pada 29 Agustus 2023, dan gempa bumi Toli-toli pada 28 Oktober 2023,” kata Rasmid lewat keterangan tertulisnya, Rabu (27/12).
Rasmid meneruskan gempa bumi di wilayah Kalimantan dikarenakan adanya sejumlah sesar lokal seperti Sesar Meratus, yang memanjang dari selatan ke utara yang berada di Kalimantan Selatan, yang panjangnya kurang lebih 100-110 KM.
Kemudian ada Sesar Sangkulirang, yang memanjang dengan arah tenggara-baratlaut sepanjang Sungai Sangkulirang, diperkirakan panjangnya sekitar 100 Km. Berdasarkan catatan BMKG, sesar ini menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan M (Magnitudo) 6.9-7.0 yang menyebabkan tsunami setinggi 1 meter yang terjadi pada 14 Mei 1921.
Ada juga Sesar Mangkalihat, sesar ini hampir sejajar dengan sesar Sangkulirang yang panjangnya kurang lebih sama dengan sesar sangkulirang yaitu 100 km.
Selanjutnya ada Sesar Tarakan, sesar ini berarah tenggara-baratlaut, dengan panjang sekitar 100 km, dan Sesar Adang yang merupakan sesar purba yang memanjang dari Kalimantan bagian barat, tepatnya sekitar Pontianak, menerus ke Kalimantan Tengah dan berujung di Kalimantan Timur. Berdasarkan monitoring BMKG, ternyata sesar tersebut masih aktif, ini ditandai dengan sering terjadinya gempa-gempa di sekitar sesar tersebut.
Berdasarkan Peta Seismisitas, gempa-gempa yang terjadi merupakan gempa bumi tipe dangkal, dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer, dengan kekuatan gempa M 2.0 – 4.7.
“Adapun jumlah gempa terbanyak terjadi pada bulan Juni 2023 yaitu sebanyak 13 kali gempa bumi, di mana 5 gempa bumi dirasakan oleh masyarakat, yaitu 2 kali dirasakan di wilayah Kalimantan Barat, 2 kali dirasakan di Mahakam Hulu serta 1 kali dirasakan di wilayah Sangkulirang, Kutai Timur,” ujar Rasmid.
Adapun mitigasi yang telah dilakukan oleh BMKG adalah merapatkan jaringan seismograph di wilayah Kalimantan, sebagai alat yang merekan gempa bumi. Sampai saat ini sudah terbangun shelter seismograph sebanyak 25 buah diseluruh Kalimantan, walau jika dibandingkan dengan luasan Kalimantan masih belum memenuhi standar sebuah jaringan seismograph.
“Berdasarkan monitoring BMKG, dalam 10 tahun terakhir aktivitas gempa bumi di wilayah Kalimantan terus mengalami peningkatan,” kata dia.
BMKG juga Membangun sistem diseminasi gempa bumi dan tsunami secara real time di beberapa wilayah yang dipandang perlu, berupa WRS NG ( Warning Receiver System New Generation) yang ditempatkan sebagian besar di Pusdalops BPBD Kota /Kabupaten.
BKMG juga melaksanakan sosialisasi dan simulasi gempabumi dan tsunami di sekolah-sekolah atau kepada masyarakat umum, melaui program SLG (Sekolah Lapang Gempa bumi dan tsunami) dan BGTS ( BMKG Goes To School), sehingga siswa-siswi ataupun masyarakan akan lebih memahami dan bertindak jika berada dalam kondisi seperti gempa bumi dan tsunami.
“BMKG juga membangun alat deteksi permukaan pasang surut air laut di Pantai timur Kalimantan, untuk keperluan warning tsunami,” jelas Rasmid. (hul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post