BONTANG – Hingga kini pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Semua itu kemudian membawa banyak ketidakpastian. Di antaranya jadwal dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.
Dikatakan Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparudin, mestinya tahun ajaran baru dimulai Juli 2020 mendatang. Namun melihat kondisi saat ini, banyak pihak menyangsikan itu.
“Kemungkinan besar mundur. Kita lihat kondisi saat ini pandemi belum mereda. Bahkan mulai bergeser dari episentrum Jakarta ke daerah,” bebernya kala disambangi Bontangpost.id di SPNF SKB Disdik Bontang, Jalan HM Ardans, Satimpo, Senin (11/5/2020) siang.
Bila belum juga mereda, tahun ajaran baru kemungkinan digeser di bulan September. Namun ini pun bukan tanpa masalah. Sebab kekosongan terjadi selama 3 bulan, rentang Juli-September. Sementara sisa semester yang ada hanya September-Desember.
Peserta didik tentu akan kesulitan bila dipaksa mengejar pembelajaran di kelas yang harusnya 6 bulan menjadi hanya 3 bulan (September-Desember). Pun, namanya semester harusnya 6 bulan masa belajar, bukan 3 bulan (Triwulan).
“Kalau normal ya di Juli. Tapi kalau diundur kemungkinan di September. Tapi enggak mungkin juga soalnya itu sisa 3 bulan anak-anak mengejar pembelajaran,” urai Saparudin.
Sebabnya, opsi terburuk dari semua ketidakpastian ini ialah mengubah tahun ajaran baru pada Januari 2020. Cukup jauh memang, ujar Saparudin, namun ini dinilai lebih realistis ketimbang memaksa di Juli apalagi hanya belajar 3 bulan di kelas.
“Karena tidak pasti, semua masih pengkajian di pusat (Kemendikbud RI). Namun banyak praktisi pendidikan proyeksi memang Januari 2021 tahun ajaran baru dimulai,” bebernya.
Yang juga jadi catatan, jadwal tahun ajaran baru mesti serentak se-Indonesia. Sebab kurikulum pun semuanya sama. Demikian, kendati ada beberapa daerah kasus Covid-19-nya mereda, sementara lainnya masih jadi momok, itu tidak memungkinkan tahun ajaran baru dimulai. Karena praktis akan menciptakan disparitas pendidikan.
“Enggak mungkin satu daerah mulai sementara lainnya tidak. Pendidikan tidak bisa begitu. Kurikulum kita satu Indonesia ini sama. Satu daerah enggak bisa mulai (Tahun ajaran baru), semua ngikut,” tegas Saparudin.
Kendati tahun ajaran baru masih simpang siur, namun jadwal penerimaan peserta didik baru (PPDB) seluruh jenjang tidak berubah. Misalnya SD dan SMP yang menjadi ranah Disdikbud Bontang, sudah ditetapkan PPDB daring seutuhnya selama 10 hari mulai 22 Juni.
“Kalau PPDB tidak berubah. Jadwalnya tetap. Dimulai 22 Juni bulan depan,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post