bontangpost.id – Keterisian tempat tidur atau Bed Occupacy Rate (BOR) di RS Pupuk Kaltim mulai meningkat. Data per Senin (21/6/2021), angka BOR di rumah sakit itu telah mencapai 75 persen, dan ICU 91,7 persen.
Hal ini disampaikan Direktur RS Pupuk Kaltim dr. Dina Laili dalam rapat penanganan Covid-19 Bontang dihelat di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Senin (21/6/2021) pagi.
Dia bilang, dalam sepekan ini pihaknya banyak menangani pasien Covid-19. Hingga kini, total ada 72 pasien positif dirawat inap. Ada 72 kasur disediakan, 66 di antaranya sudah terisi, atau dalam persentasi BOR mencapai 75 persen. Sementara dari 8 ruang ICU disediakan, 6 sudah diisi pasien Covid-19 gejala berat.
“Untuk ICU keterisian sudah sekitar 91 persen. ICU kami sudah hampir penuh,” beber dr Dina dalam rapat.
Dari puluhan orang diisolasi di RS Pupuk Kaltim, ada 3 berstatus warga negara asing (WNA). Masing-masing berasal dari Belanda, Taiwan, dan Vietnam. Karena berkewarganegaraan asing, biaya perawatan ketiganya tak bisa ditanggung Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kami sangat berharap masyarakat taat dan jaga prokes. Kalau dilihat secara statistik, rumah sakit hampir penuh,” tandasnya.
Dari data Satgas Covid-19 Bontang, per Senin (21/6/2021) lalu, 5 kelurahan di Kota Taman masuk zona merah. Yakni Kelurahan Loktuan, Belimbing, Api-Api, Tanjung Laut Indah, dan Berebas Tengah. Dan ada penambahan 38 kasus positif.
Di Bontang, total ada 5 rumah sakit rujukan di Bontang. Selain RS Pupuk Kaltim, ada RSUD Taman Husada, RS Amalia, RS Islam Bontang, dan RS Badak. Hingga Senin lalu, RSUD menyediakan 12 ruang isolasi, dan 4 ruang ICU; RS Badak 18 ruang isolasi; RS Amalia 4; dan RSIB 15.
Jubir Satgas Covid-19 Bontang, Adi Permana menjelaskan, BOR rumah sakit di Bontang masih terbilang aman. Kendati statistik menunjukkan ada kenaikan, rumah sakit masih sanggup menampung pasien baru. Pemerintah pun masih bisa menambah BOR di RSUD Taman Husada bila memang diperlukan.
”Memang lagi naik. Tapi sejauh ini masih aman. Kami harap masyarakat disiplin jaga prokes, jangan sampai tren ini berkepanjangan,” ujarnya ketika dikonfirmasi. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post