PROSES penjaringan bakal calon anggota legislatif (caleg) telah dilakukan parpol-parpol di Bontang menjelang Pemilu 2019. Beragam kriteria pun dibuat, khususnya melihat pada tingkat keterpilihan atau elektabilitas dari masing-masing tokoh yang bakal diusung. Bukan sekadar cari yang populer di masyarakat, parpol mengklaim turut mempertimbangkan kualitas caleg yang akan diusung.
Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya, menyatakan kualitas bakal caleg sudah termasuk dalam bagian strategi kampanye yang dirumuskan. Dalam hal ini PAN mengutamakan kader-kadernya yang bukan sekadar populer dalam hal elektabilitas, melainkan juga yang berkualitas.
“Kami tidak melihat sosok populer secara electoral saja, tapi kami mencari kader yang kami anggap bila masuk di parlemen bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” kata Andi Ade Leppu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Bontang.
Menurut dia, memang sudah menjadi tugas parpol untuk megorbitkan kader-kader internal seperti itu. Apabila ada kader yang secara potensial punya sumber daya yang baik serta kemampuan di atas rata-rata, tapi secara elektabilitas di masyarakat kurang kuat atau kurang populer, maka partai berkewajiban mengorbitkannya lewat struktur.
“Itu yang kami utamakan kader. Kami rekrut tokoh-tokoh masyarakat yang secara penilaian kami, mereka punya integritas yang baik, kepercayaan publik, dan tidak ada cacat sosialnya. Kemudian mereka kami pandang memiliki elektabilitas yang menjual. Memang yang kami prioritaskan kader dan tokoh yang mampu,” bebernya.
Ade mengungkapkan, proses pencalegan di partai bergambar matahari terbit tersebut telah dilakukan sejak 2017 lalu. Disebut sebagai pencalegan dini, proses tahap pertamanya dimulai Oktober hingga Desember 2017 dengan fokus utamanya pencalegan di tingkat kader internal. Lantas Januari kemarin, PAN membuka tahapan kedua dari pencalegan ini.
“Pada tahapan kedua kami membuka kesempatan pada tokoh-tokoh yang tadinya memiliki keterkaitan dengan PAN, namun sekarang tidak masuk ke struktur partai. Kemudian di tingkat ketiga, kami merekrut tokoh-tokoh masyarakat. Itu persiapan-persiapan yang sifatnya rekrutmen,” jelas Ade.
Menurut dia, tantangan ke depan yaitu mengembalikan para pemilih yang dulunya loyal kepada PAN untuk kembali memberikan suaranya. Bila merujuk pada histori kepartaian, PAN pernah menjadi partai terbesar kedua di Bontang yang kala ini memiliki segmentasi pada dua perusahaan besar di Kota Taman. Ade mengklaim telah mengidentifikasi masalah yang dimiliki untuk merumuskan strategi berikutnya.
“Kami ingin mengembalikan PAN sebagai pusat-pusat harapan masyarakat. Sebagaimana saat di awal era reformasi,” sambungnya.
Langkah yang dilakukan PAN Bontang, urai Ade, dengan menguatkan struktur kepengurusan. Sehingga para pengurusnya dapat bekerja prima. Lantas melakukan rekrutmen tokoh-tokoh yang dianggap bakal berpengaruh positif untuk partai. Target pemilu mendatang pun telah dibidik PAN, yaitu menjadi partai terbesar kedua atau ketiga.
Untuk target kursi, PAN memiliki harapan mendudukkan lima wakilnya. Rinciannya dua di Bontang Utara, dua di Bontang Selatan, dan satu di Bontang Utara. Menurut Ade target ini sangat realistis bila melihat persiapan yang dilakukan dan juga sejarah kepartaian.
“Kami sudah bekerja lama, melakukan konsolidasi internal dan perbaikan struktur. Kami juga melakukan kalkulasi, selain melihat kekuatan sendiri, juga melihat kekuatan parpol lain,” tegasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: