BALIKPAPAN- Digadang-gadang bakal menyerap ribuan tenaga kerja, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan nyatanya belum mampu mengurangi pengangguran secara signifikan. Bahkan, calon tenaga kerja yang telah dilatih masih banyak yang belum menerima kepastian. Alhasil beberapa di antaranya sudah tidak berharap lagi atau sudah mencari pekerjaan lain.
Tahun lalu, untuk tenaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau health, safety, and environment (HSE) sebanyak 960 orang telah lolos seleksi calon tenaga kerja proyek RDMP Pertamina Refinery Unit V. Pelamar kerja dari Balikpapan paling dominan dengan meloloskan 408 orang. Disusul Samarinda 135 orang, Kukar 126 orang, Bontang 125 orang dan beberapa daerah lainnya di Kaltim.
Di antara lulusan itu, ada yang merasa nasib mereka tergantung. Salah satu yang lulus pelatihan, Heru, mengatakan, ia mengikuti tes pelatihan ini mengambil posisi safety inspector. Namun, sampai saat ini dia belum tahu tenaganya kapan dipakai. Pelatihan, ia sebutkan sudah selesai sejak akhir 2018.
“Saya sempat mencari tahu ke Dinas Tenaga Kerja. Tapi masih belum ada kejelasan. Sampai saya sudah pasrah, tidak berharap kepada proyek itu. Mending saya cari pekerjaan lain. Rata-rata demikian. Ada di antara kami yang memang membutuhkan pekerjaan,” terangnya kepada Kaltim Post, Senin (18/3).
Selain itu, sertifikat yang diberikan juga belum lengkap. Yang ia baru dapatkan hanya dari BLKI, sedangkan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) belum. Masih banyak juga yang belum dapat. Sebelumnya dijanjikan pada Oktober 2018, tapi tak kunjung ada. “Mungkin 900 orang belum dapat. Sekarang ya kami hanya mau sertifikat yang dijanjikan saja. Saya mewakilkan peserta lain,” serunya.
Ia mengatakan, pihak BLKI yang menggelar pelatihan memang hanya menjanjikan pelatihan. Tapi, dari kabar yang beredar di media, ada angin segar karena dikatakan akan direkrut untuk pekerjaan RDMP. “Sekarang kami tidak terlalu berharap, hanya sertifikatnya saja. Kami sudah berhasil lulus kan. Masak harus digantung seperti ini,” imbuhnya.
Dari informasi yang ia terima, dari sekitar 600 orang safetyman yang direkrut baru 13 orang. Dari safety inspector, belum ada sama sekali. Jumlahnya 240 orang. Dari first aider ia belum dapat informasinya.
Salah seorang peserta yang lulus, Hidayat, juga menuturkan hal yang sama. Bahkan, ia sekarang sudah bekerja di perusahaan lain. “Sertifikat saya tidak kunjung keluar. Ketika ditanya kapan, pasti jawabnya nanti-nanti. Saya butuh kerjaan, akhirnya saja ikut pelatihan dengan biaya sendiri, sertifikat sudah ada. Dan saya sekarang sudah bekerja dari sertifikat yang saya urus sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disnaker Balikpapan, Tirta Dewi menerangkan, bahwa pelatihan yang digelar bersama Pertamina itu sebagai bekal mereka. “Apakah nanti dipakai atau tidak, semuanya ya lihat dari Pertamina nantinya,” tuturnya.
Ia menegaskan, kalau pelatihan ini bisa mereka pakai untuk bekerja di perusahaan lain. Tidak harus di RDMP. Terpenting mereka sudah memiliki skill. Terkait sertifikat, pihaknya sudah menyerahkan ke beberapa peserta yang lulus. Hanya, beberapa masih harus menunggu. Masih didistribusikan, ada yang masih di BLKI Samarinda juga.
“Dari peserta itu juga sudah ada yang terpakai di pekerjaan perluasan kilang. Memang menunggu. Toh, proyek RDMP baru tahun ini berjalan. Kalau memang para peserta mau melamar di tempat lain silakan. Pelatihan ini tujuan utamanya meningkatkan kompetensi mereka,” ujarnya. (aji/ndu/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: