bontangpost.id – Tingkatkan kapasitas dan kompetensi karyawan guna mendukung pengembangan perusahaan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) gelar sharing session bertajuk “Meet the Expert: Becoming a Professional Operator” bagi seluruh operator pabrik, guna mendorong sumber daya manusia yang lebih andal dan profesional. Kegiatan berlangsung di Gedung Wijaya Kusuma Kantor Pusat Pupuk Kaltim, Selasa (1/11/2022).
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta memaparkan, kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kecakapan sekaligus memberi motivasi bagi para karyawan, khususnya di Direktorat Operasi dan Produksi agar menjadi sumberdaya manusia yang tangguh dan mampu bekerja optimal sebagai salah satu ujung tombak perusahaan.
“Untuk mencapai kinerja optimal, butuh wadah untuk berbagi ilmu pengetahuan yang kali ini difasilitasi bagi seluruh operator pabrik, agar semakin siap dan tangguh dalam menjalankan tugas yang diamanahkan,” tutur Hanggara.
Menurut Hanggara, peningkatan kapasitas karyawan penting dilakukan secara berkala. Terlebih saat ini Pupuk Kaltim terus berupaya menghadapi tantangan yang kian terbuka, melalui berbagai pengembangan untuk menjadi pionir di dunia industri masa depan. Maka dari itu, kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia yang andal sangat dibutuhkan, untuk mendukung seluruh upaya yang dilaksanakan Pupuk Kaltim agar terlaksana sesuai target yang telah ditetapkan.
“Melalui kegiatan ini seluruh karyawan juga diharap mampu memahami esensi bekerja secara profesional, dalam satu atau lebih bidang keahlian,” tambah Hanggara.
Di dalam pelaksanaan sharing session ini, hadir sebagai narasumber Nugroho Sulistyo dan Suprapto, dua tokoh operator senior Pupuk Kaltim, sekaligus expert di bidang pengoperasian pabrik ammonia dan urea, dari jajaran professional yang pernah berkiprah di Pupuk Kaltim. Lebih lanjut dipaparkan oleh Nugroho Sulistyo, dalam perjalanan menjadi profesional, operator pabrik hendaknya selalu mengasah keahlian yang dimiliki dan konsisten untuk meningkatkan keahlian secara berkala. Hal ini dikuatkan dengan terus berpegang teguh pada jadwal yang telah ditetapkan, serta fokus dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sebagai suatu kebiasaan.
“Selain itu penting untuk mengutamakan logika dalam bekerja, bertanggung jawab, berperilaku etis, bersifat terbuka, percaya diri dan terorganisir. Jika hal itu mampu diterapkan dengan baik, maka sudah bisa dikatakan sebagai seorang profesional di bidangnya,” ungkap Nugroho.
Lebih lanjut, seseorang bisa dikatakan profesional jika mampu menghargai proses dan tidak hanya terfokus pada hasil akhir. Hal itu ditujukkan dengan mengedepankan prinsip lesson learned jika menghadapi sebuah kegagalan, dan terus berusaha mengembangkan kualitas pengetahuan untuk meningkatkan prestasi demi mencapai target yang diharapkan.
“Begitu pula dalam pengambilan keputusan, seorang profesional mendasari setiap keputusan pada objektifitas dengan mempertanyakan berbagai asumsi,” tandas Nugroho.
Sementara Suprapto, dalam paparannya menyampaikan untuk menjadi profesional seseorang harus terlebih dulu mengenal visi misi perusahaan serta berperilaku aman (safety behavior) dalam setiap tindakan dan aktivitas yang dijalankan. Disamping berupaya mengembangkan keahlian, profesional juga dituntut fokus sekaligus berdedikasi dan memiliki integritas dalam bekerja, sehingga mampu mengelola risiko pekerjaan serta mengembangkan basic knowledge secara konsisten dan berkesinambungan.
“Dalam implementasi di lapangan, pengoperasian alat oleh profesional harus berdasarkan standar yang berlaku untuk mengantisipasi kesalahan, sekaligus meminimalisir kegagalan operasional alat. Hal ini wajib diperhatikan oleh operator, termasuk mencatat serta mendokumentasikan perubahan yang sekiranya dilakukan,” papar Suprapto.
Upaya lain yang harus dilakukan karyawan profesional adalah mengasah keahlian secara kontinyu dengan menambah pengetahuan terkait lingkup pekerjaan, serta mengurangi risiko kesalahan dalam bekerja dengan berbagai pengulangan untuk merubahnya menjadi suatu kebiasaan. Salah satunya, melalui drill simulasi penanggulangan terhadap risiko yang bisa saja terjadi dalam bekerja.
Mampu bersifat komunikatif dan informatif juga indikator seseorang bisa disebut karyawan profesional, dengan menjalin komunikasi intensif bersama rekan sejawat hingga diskusi internal maupun eksternal. Mengikuti perkembangan terkait pekerjaan dan berfikir out of the box juga salah satu hal yang mendasari, sehingga mampu membandingkan operasional pada pabrik yang berbeda dan memandang masalah yang sekiranya timbul secara sistematis.
“Pada dasarnya, seorang profesional pasti ingin terus berkembang dan tidak akan berhenti pada satu bidang. Apapun halangan yang menghampiri, akan selalu siap dihadapi untuk mencapai target yang diharapkan,” pungkas Suprapto. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post