POLEMIK pembangunan RS tipe D berdampak ke mana-mana. CT scan milik RSUD Taman Husada yang sebelumnya telah di-launching pun tak luput jadi sorotan.
Ketua Persi dr Yuniarti Arbain mempermasalahkan tidak dapat beroperasinya alat tersebut. Kondisi ini membuat RS swasta harus merujuk pasien ke RS AW Syahrani, Samarinda, jika hendak melakukan CT scan.
“Mengapa di-launching kalau tidak bisa digunakan,” kata dokter yang akrab disapa Yuyun ini.
Bahkan, ia telah mendapatkan bukti jika alat tersebut telah mendapat lisensi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Yuyun pun meminta agar fasilitas kesehatan di RSUD Taman Husada dilengkapi. Agar RS swasta tidak terlalu jauh merujuk pasien. Mengingat beberapa pertimbangan jika dirujuk ke daerah lain justru memberatkan keluarga pasien. Mulai dari transportasi hingga berkurangnya waktu bekerja keluarga pasien. “Kalau Bontang bisa, kenapa harus dirujuk ke daerah lain,” ucapnya.
Sementara, Plt Direktur RSUD Taman Husada dr I Gusti Made Suhardika mengatakan terjadi kerusakan komponen pada CT scan. Alhasil, fasilitas tersebut sukar dinyalakan. “Makanya langsung kami ganti karena masih dalam masa jaminan,” kata dr Gusti.
Kondisi ini membuat alat tersebut harus mendapat pengujian ulang. Kendati sebelumnya proses pengujian telah dilakukan. “Uji paparan sudah, sekarang tinggal menunggu uji dari Bapeten terkait radiasinya,” imbuhnya.
Diprediksi, tim Bapeten akan melakukan proses pengujian dua hari ke depan. Sebenarnya, manajemen RSUD dapat menggunakan alat tersebut secara langsung pasca perbaikan. Hanya saja, manajemen memilih taat terhadap segala bentuk perizinan. “Kami sebenarnya bisa pakai itu tetapi kami pun harus jaga moral,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post