Tiba-Tiba Angin Kencang Menghantam Perahu
SANGATTA – Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Salah satunya di Kutai Timur (Kutim). Oleh karena itu, segala peristiwa di laut sangatlah penting untuk diketahui oleh nelayan. Salah satu peristiwa yang paling ditakuti ialah gelombang laut. Informasi mengenai gelombang laut sangatlah penting bagi berlangsungnya kelancaran aktivitas nelayan.
Faktor yang paling dominan terhadap gelomban laut ialah angin. Gelombang laut sangat erat kaitannya dengan angin musiman. Pada saat monsun Asia yakni Desember-Januari-Februari dan Monsun Australia dari Juni-Juli-Agustus gelombang laut lebih tinggi dari pada saat peralihan bulan Maret-April-Mei dan September-Oktober-November.
Monsun adalah, iklim yang ditandai oleh pergantian arah angin dan musim hujan atau kemarau selang lebih kurang enam bulan, mengikuti posisi matahari pada bulan Juni dan Desember, terdapat di daerah tropis dan subtropis yang diapit oleh benua dan samudra.
Pada Januari ini, di laut Kutim diketahui masih memiliki ketinggian satu hingga dua meter. Karenanya, nelayan kecil tidak dapat melaut hingga ketengah laut. Nelayan hanya menangkap ikan dibibir laut saja. Baik menggunakan pancing, jaring maupun jala.
“Kalau kapal seperti kami, gak berani dilaut. Gelombang masih tinggi. Kami hanya berani di muaranya saja menangkap ikan. Berbeda dengan kapal besar lainnya. Mereka santai saja. ” ujar Suhardi salah seorang nelayan di Kanal dua Bukit Pelangi.
Meskipun begitu, dirinya mengaku bersyukur lantaran masih bisa membawa ikan pulang kerumah untuk dijual. Dalam setiap harinya, dirinya bisa menangkap ikan hingga 10 kilo. Tentu, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk sehari-hari. “Dalam keterbatasan karena tingginya gelombang, kami masih bisa mendapatkan rejeki. Alhamdulillah dari pada tidak sama sekali,” katanya.
Ikan yang didapatkannya, tidak dijualnya kepasar. Akan tetapi kepada langganan yang langsung membeli dirumahnya. Untuk ikan kerapu, seharga Rp 60 ribu perkilo, kakap putih, Rp60 ribu dan kakap merah Rp 80 ribu. Sedangkan ketamba, Rp40 ribu dan ikan putih Rp55 ribu.“Jadi ada langsung yang beli. Kami gak repot lagi jual-jual dipasar,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: