Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Sabtu, 4 Februari 2023
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Bontang

Jelajah Hutan Kutim (1): Menikmati Karya Seni Nan Agung yang Terukir di Bebatuan

Reporter: Fitri Wahyuningsih
Senin, 13 Juli 2020, 17:00 WITA
dalam Bontang, Feature
Reading Time: 3 mins read
A A
Wisata Batu Lapis, Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kutim. (Nasrullah/bontangpost.id)

Wisata Batu Lapis, Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kutim. (Nasrullah/bontangpost.id)

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

bontangpost.id – Saya ingat satu kutipan menarik dari film The Secret Life of Walter Mitty. “Beautiful things don’t ask for attention.” Dalam terjemahan bebas: hal-hal yang mempesona tak pernah cari perhatian. Alih-alih “gila” perhatian, sesuatu yang memukau itu diam saja. Tak pernah pamer. Tapi orang-orang yang memburunya. Dengan berbagai cara. Meski itu mahal. Meski itu melelahkan.

Kutipan ini agaknya cukup menggambarkan bagaimana perjuangan saya dan teman-teman jurnalis Bontang menuju Batu Lapis. Terletak di Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Adapun Batu Lapis sebuah kawasan di “permukaan” rimba borneo. Spot andalan bagi mereka yang suka atau ingin mencumbu alam dengan lebih mesra.

Jadi persoalan, sebab untuk menuju Batu Lapis butuh perjuangan. Setidaknya bagi kami. Dari Bontang menuju Kaliorang, dibutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan darat. Mesti menyusuri jalan antarkota/kabupaten Kaltim yang “mulusnya” sungguh luar biasa itu. Sampai-sampai kami seolah lagi disko di atas mobil. Saking kuatnya getaran karena jalan berlubang atau patah atau amblas.

Setibanya di Kaliorang pun, kami tidak bisa langsung tiba di lokasi yang dituju. Sebab Batu Lapis tak bisa dijangkau dengan mobil. Kami harus berjalan kaki. Kata kawan dari backpacker Sangatta, yang kebetulan mendampingi. Setidaknya kami harus berjalan kaki sekitar 20 menit.

Kala itu mentari sedang terik-teriknya. Kulit kami terasa dibakar surya. Tapi kaki harus tetap melangkah. Enggan berjalan artinya tak akan tiba di Batu Lapis.

Baca Juga:  HET Pupuk Bersubsidi Tak Berubah

Medan yang dilalui menukik. Dengan jalan yang sepenuhnya masih tanah. Agak becek juga karena sebelumnya Kaliorang diguyur hujan.

Setidaknya bagi saya, jalan menurun tak terlalu berat. Yang bikin lelah karena ada carrier di punggung. Dan beberapa barang mesti ditenteng tangan. Sisanya, saya masih bisa menikmati perjalanan. Hijaunya pepohonan di kanan kiri jalan bikin hati rasanya damai.

Sekitar 20 menit jalan kaki, kami tiba di gerbang memasuki Batu Lapis. Bisa dibilang ini mirip gerbang rimba juga. Karena kami benar-benar membelah hutan. Sisanya, kami tenggelam di dalamnya.

Tiba di Batu Lapis, kami langsung disuguhkan aliran air yang mengadang tepat di depan mata. Sebab aliran itu pula yang mesti kami belah untuk kemudian sampai di spot camping.

Kalau lihat bentang alam di sekitar, tak sukar menerka mengapa tempat ini dinamai “Batu Lapis”. Karena seperti namanya, jejalan bebatuan membentang, sepanjang aliran sungai. Bebatuan tersebut terpahat alami, banyak guratan-guratan di badannya. Serupa betul dengan kue lapis yang setengahnya sudah digigit. Sementara di kanan kiri bebatuan, pohon-pohon menjulang tinggi.

Baca Juga:  WASPADA!!! 254 Depot Air di Kutim Tak Layak Konsumsi

Dengan kontur tanah tak rata, aliran air jatuh dalam tingkatan berbeda. Jadi terbentuk semacam air terjun mini di beberapa titik.

Kemudian spot camping. Lokasinya tepat di tepi aliran air. Melihat kontur tanah sekitar, lebih disarankan membawa hammock saja sebagai tempat istirahat. Bisa bawa dome, tapi terbatas. Paling banter cuma bisa berdiri dua dome masing-masing berukuran 2×2 meter.

Batu Lapis bisa dikatakan masih alami. Kendati tak sedikit yang sudah menjamah tempat ini. Bukti masih terjaganya alam sekitar, bisa dilihat dari air yang mengalir. Airnya jernih. Benar-benar dari hujan yang mengguyur hutan. Bahkan bisa dikonsumsi langsung. Tak berbau. Tak ada limbahnya.

Bagi kalian yang ingin menghilangkan sedikit beban usai menjalani rutinitas sehari-hari, tempat ini bisa jadi rekomendasi. Meski perlu jalan kaki dulu, tapi tak sukar dijangkau. Pun lokasinya terbilang masih di sisi luarnya hutan. Belum jantungnya.

Baca Juga:  Indonesia pun Punya Wakil untuk Memantau Pemilu Thailand 2019

Tapi tidak disarankan membawa anak kecil. Beberapa titik bebatuan berlumut. Licin ketika dilalui. Salah-salah bisa tergelincir kalau tidak fokus. Pun ada aliran air yang berbentuk kubangan cukup dalam. Sementara tak ada pembatas antara lokasi camp dan kubangan itu.

Oh ya satu lagi. Tempat ini masih asri. Jadi ketika camping jangan meninggalkan apapun. Sampah sisa makanan baiknya dibakar atau dibawa ketika meninggalkan lokasi camp.

Di tempat ini, kami hanya tinggal semalam. Sebab ada destinasi lain yang kami tuju. Tak jauh dari Batu Lapis. Masih di Kaliorang juga. Tempat itu cukup tersohor. Ia dikenal dengan Air Terjun Batu Putih. (bersambung)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: batu lapisfeaturejelajah hutan kutimkaliorangkutim
PindaiBagikan185Tweet116Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Suaji warga Guntung penerima Kalpataru (Nasrullah/bontangpost.id)

Mengenal Sosok Suaji, Warga Bontang Penerima Kalpataru

Sabtu, 11 Juni 2022, 14:00 WITA
Fulgentia Marianne (Nasrullah/bontangpost.id)

Mengenal Fulgentia Marianne, Siswa Bontang yang Lolos Menjadi Paskibraka

Selasa, 31 Mei 2022, 10:00 WITA
Wakil Wali Kota Bontang Najirah. (dok pribadi)

Semangat Kartini ala Najirah; Mengurus Daerah, Menjadi Ayah dan Ibu Sekaligus

Kamis, 21 April 2022, 20:20 WITA
Denni Mappa.

Cerita Inspiratif Denni Mappa, Cerdik Baca Peluang, Kembangkan Bisnis Kesehatan

Selasa, 15 Februari 2022, 15:00 WITA
Bocah 8 Tahun Diseret Buaya saat Berenang di Pantai Teluk Lombok 1

Bocah 8 Tahun Diseret Buaya saat Berenang di Pantai Teluk Lombok

Minggu, 5 September 2021, 16:59 WITA
Pelajar SMP YPK Kinasih Listyannisa Priyono kembali merajut mimpi melalui ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) kategori solo vokal tahun ini mewakili Bontang dan Kaltim. (ADIEL KUNDHARA/KP)

Perjalanan Kinasih Listyannisa Priyono di FLS2N; Kembali Tembus Tingkat Nasional, Targetkan Tiga Besar

Minggu, 29 Agustus 2021, 11:02 WITA
Postingan Selanjutnya
Warga penerima BLT jilid ketiga mengambil uang tunai dan sembako di masing-masing kelurahan. (Adiel Kundhara/KP)

Kualitas dan Kuantitas Sembako BLT Jilid Ketiga Berbeda, Harga Survei Jadi Patokan

Komentar Anda

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Ilustrasi

500 KK di Bontang Terdata Penerima Bantuan Pangan Nontunai

Senin, 30 Januari 2023, 11:10 WITA
Masih banyak pelaku UMKM yang tak mengambil bantuan langsung tunai

900 Pelaku UMKM di Bontang Belum Ambil BLT

Senin, 30 Januari 2023, 11:56 WITA
Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prasetya (Yulianti Basri/bontangpost.id)

Hoaks Penculikan Anak di Sekolah, Kapolres Imbau Tetap Waspada

Selasa, 31 Januari 2023, 14:32 WITA
Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur 2

Dua Spesialis Pencuri Tabung Gas Dibekuk, Masih di Bawah Umur

Senin, 30 Januari 2023, 08:53 WITA
Tahun ini pembangunan turap berada di dua kelurahan yakni Gunung Elai dan Api-Api

Penurapan Sungai Sepanjang 580 Meter di Dua Kelurahan Butuh Rp 28,2 Miliar

Kamis, 2 Februari 2023, 12:00 WITA
Pindang bandeng asam manis

Resep Pindang Bandeng Kuah Asam Manis, Cocok Menemani Akhir Pekan

Sabtu, 4 Februari 2023, 12:26 WITA
Deretan rumah di kawasan Pantai Harapan akan ditata ulang agar kondisi lingkungan menjadi lebih rapi.

Permukiman Kumuh di Prakla Bakal Ditata, Masterplan dan DED Butuh 1,5 Miliar

Sabtu, 4 Februari 2023, 11:29 WITA
Tiga Instansi Kurang Bertaji Usut Kasus IUP Palsu 3

Tiga Instansi Kurang Bertaji Usut Kasus IUP Palsu

Sabtu, 4 Februari 2023, 10:05 WITA
SDN 011 Gusung Belum Punya Ruang Guru 4

SDN 011 Gusung Belum Punya Ruang Guru

Sabtu, 4 Februari 2023, 08:24 WITA
Pupuk Kaltim salurkan bantuan untuk korban banjir

Peduli Korban Banjir, Pupuk Kaltim Salurkan Seribu Paket Makanan

Jumat, 3 Februari 2023, 21:41 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.
Developed by Vision Web Development