bontangpost.id – Wali Kota Bontang Basri Rase meminta relokasi SD 011 Bontang Utara segera dilakukan. Mengingat kini pelajar sementara menempati Balai Pertemuan Umum (BPU) di Pulau Gusung dalam menempuh proses kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Kondisi ini terjadi lantaran tiga ruang kelas sekolah tersebut ambruk akibat abrasi air laut. “Kami akan bangun secepatnya. Masuk dalam skala prioritas,” kata Basri.
Dijelaskan dia, memang bangunan keadaannya tidak layak. Bahkan perencanaan sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) sebelumnya. Tetapi, pembangunan fisik belum dimulai lantaran terkena refocusing anggaran pada tahun lalu.
“Memang saya mendapatkan laporan dari Disdikbud mau direlokasi. Saya pastikan tahun ini mulai berjalan,” ucapnya.
Kepala Disdikbud Akhmad Suharto mengatakan, pihaknya telah mengajukan relokasi sekolah pada pergeseran anggaran. Mendahului pembahasan APBD Perubahan. Akan tetapi, dipastikan pembangunan bakal berjalan secara bertahap.
“Pastinya tidak langsung seluruh bangunan jadi. Tetapi, sesuai kondisi kemampuan keuangan daerah,” kata pejabat yang akrab disapa Harto ini.
Sebelumnya, pihak sekolah telah mengajukan permohonan pembangunan ruang kelas di lokasi baru. Tepatnya di samping dermaga penyeberangan Pulau Gusung. Pemindahan ini bertujuan karena di lokasi lama berada di titik yang sering digembuk ombak besar.
Belum lagi jika air surut, maka bawah ruang kelas dipenuhi sampah. Kondisi ini menyebabkan bau dan tidak sedap dipandang mata. Kala itu, pihak sekolah merencanakan anggaran sebesar Rp 5 miliar. Fondasi tetap berbahan kayu dan berkonsep panggung. Lantaran berada di kawasan pesisir.
“Nantinya beberapa kelas dulu yang dibangun. Apalagi satu bangunan lama yang terdiri dari tiga kelas masih bisa dipakai sementara,” tutur dia.
Percepatan ini lantaran mendapat persetujuan dari anggota dewan. Demi kenyamanan dan keamanan pelajar saat proses KBM. Sebelumnya, legislator mengkritik Disdikbud menyangkut kondisi yang terjadi di SD 011 Bontang Utara.
Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris mengatakan sejak 2018 lalu kondisi sekolah sudah memprihatinkan. Artinya pemangku kebijakan di Disdikbud Bontang tidak punya perencanaan terkait antisipasi. Mestinya ketika sudah tahu sekolah tidak layak, Disdikbud sudah membuat perencanaan. Jadi, pada 2019 atau 2020 sekolah sudah bisa direlokasi.
Namun faktanya, dibiarkan, dihantam abrasi, dan angin kencang. Kemudian ambruk dan tak bisa digunakan lagi. Sebelum pembangunan dilakukan. “Jelas tidak ada perencanaan yang matang. Kan mereka sudah tahu kondisi ini sudah lama terjadi,” kata Abdul Haris.
Dia melanjutkan, karena SD 011 Gusung sudah tak layak huni, dan harus direlokasi, maka dewan melalui badan anggaran sepakat memprioritaskan pembangunan sekolah baru. Sebab, kini anak-anak hanya bisa belajar di gazebo dan menumpang di Balai Pertemuan Umum (BPU).
Tentu itu amat tak layak. Menurut Abdul Haris, infrastruktur pendidikan yang berantakan bakal berbanding lurus dengan kualitas pendidikan yang tak kalah buruk. (*/ak/ind/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: