Ajang olahraga tertentu memang selalu ditunggu. Baik bagi penikmat olahraga maupun bagi penggelutnya. Termasuk basket yang memiliki levelnya sendiri. Developmental Basketball League (DBL) yang merupakan ajang bergengsi pun tak dapat dielakkan dari pebasket muda, utamanya pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ananda Putri Aisyah, Zetizen Bontang Post
TINGKAT prestasi DBL yang tak main-main membuat tiap sekolah benar-benar mempersiapkan tim basketnya untuk bertandang di ajang tersebut. Salah satunya adalah SMA Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) Bontang. DBL yang telah hadir di Kaltim sejak 2009 pun menjadi target prestasi bagi sekolah yang beralamat di Jalan Dahlia PC VI Pupuk Kaltim ini.
“Sejak saya bergabung menjadi pelatih basket di SMA YPK, mereka sudah bertandang di DBL. Meski saat itu posisi terbaik yang mereka raih adalah runner up, baik bagi tim putra maupun tim putri,” kata Yudha Ismail, pelatih utama tim basket SMA YPK.
Menurut Yudha, begitu sapaannya, kendala bagi tim SMA YPK di ajang DBL Kaltim adalah kesiapan mental. Sehingga dengan mengatasi hal itu, mereka akhirnya dapat merebut gelar juara DBL Kaltim.
“Pada dasarnya, persiapan secara teknis dari pelatih itu sama. Namun, kesiapan mental tim kami ini masih menjadi kendala. Sehingga, sejak tahun-tahun sebelumnya saya sudah menekankan kepada mereka untuk disiplin dan fokus. Agar baik fisik maupun mental mereka selalu siap. Selain itu, attitude juga perlu diperhatikan. Baik di arena maupun di luar arena,” tutur pria kelahiran Balikpapan, 21 September 1981 ini.
Meski beberapa kali terjadi hal yang tidak diinginkan, tapi dengan kesiapan fisik dan mental mereka, itu semua bisa diatasi. Selain disiplin dan fokus, Yudha pun menekankan kepada tim yang dilatihnya untuk tidak meremehkan lawan.
“Terlepas dari siapa pun lawannya, jangan pernah meremehkan mereka. Karena tim-tim yang ikut DBL adalah tim yang sudah sangat siap dengan levelnya masing-masing,” lanjutnya.
Bukti kesiapan mental mereka dapat dilihat dari kapten tim basket SMA YPK, Sabar Pria Nugraha Simanjuntak, yang menjadi seorang Most Valuable Player (MVP) pada ajang tersebut. Yudha pun sangat mengapresiasi pencapaian Sabar –sapaan Sabar Pria Nugraha Simanjuntak-.
“Saya salut sama dia. Dia punya kemauan dan kerja keras. Kami pelatihnya pun terus memotivasinya. Hingga akhirnya ia dapat lebih tenang dan mengontrol diri dalam permainan,” jelas Yudha.
Bagi Sabar, mengangkat piala DBL Kaltim dan menjadi MVP pada ajang tersebut sama sekali tak pernah terbayang olehnya. Sebab, sepanjang debut DBL, Bontang belum pernah berhasil memenangkan ajang tersebut.
“Tidak menyangka juga, bakal menjadi MVP. Karena sejauh yang kutahu, masih ada pemain yang lebih baik dari aku,” ucapnya saat ditemui di lapangan basket SMA YPK.
Persiapan yang dilakukan Sabar dan timnya selama kurang lebih setahun hanyalah terus berlatih setiap hari dengan tambahan waktu 2 hingga 4 jam dalam sesi latihan saat akhir pekan beberapa waktu menjelang DBL.
Tambahan waktu latihan sama sekali tidak membebani Sabar. Karena olahraga yang ia geluti berawal dari hobi dan ia jalani dengan sepenuh hati.
“Banyak hal yang terjadi. Namanya kecurangan pasti ada. Tapi menariknya, dengan ajang ini, saya bisa jadi lebih komunikatif dengan teman-teman,” tutur putra pasangan Deni Simanjuntak dan Sunarsih.
Selain itu, melalui ajang ini pun Sabar bisa menilai seseorang melalui cara orang tersebut bermain. Sehingga dapat menjadi koreksi bagi dirinya.
“Lawan yang dihadapi sudah pasti berat. Karena mereka memiliki levelnya masing-masing,” tambahnya.
Meski dengan pencapaian di DBL, Sabar berpesan pada penerus tim basket SMA YPK untuk jangan pernah puas dengan yang sudah diraih.
“Jangan pernah puas dengan yang sudah diraih. Agar dapat mempertahankan pencapaian ini,” tuturnya. (*/ai/zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: