“Bukan hanya Bontang, hampir semua rata-rata (kota, Red.) yang bergantung pada dana bagi hasil itu grade ekonominya minus. Insya Allah tahun ini sudah mulai membaik karena kaitannya dengan perimbangan gas, batu bara serta minyak,” Neni Moerniaeni – Wali Kota Bontang
Kaitan dengan Perimbangan Gas, Tahun Ini Mulai Membaik
BONTANG – Kota Bontang sempat disorot Presiden Joko Widodo karena menjadi salah satu kota yang pertumbuhan ekonominya minus di Indonesia. Namun demikian, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni telah menyiapkan langkah strategis. Karena grade ekonomi minus tahun 2015 lalu berkaitan dengan dana perimbangan gas. Sehingga Neni meyakini tahun ini kondisi ekonomi Bontang sudah mulai membaik.
“Jadi bukan hanya Bontang. Tetapi hampir semua rata-rata yang bergantung pada dana bagi hasil (DBH) itu grade ekonominya minus. Insya Allah tahun ini sudah mulai membaik karena kaitannya dengan perimbangan gas, batu bara serta minyak,” jelas Neni saat ditemui, Jumat (27/10) kemarin.
Dikatakan dia, untuk Bojonegoro yang dinyatakan pertumbuhan ekonominya naik itu dikarenakan baru ditemukan kilang dan tidak mendapatkan bagi hasil. Sementara untuk Bontang, mengandalkan DBH dengan persentase 70 persen diambil pusat dan 30 persen untuk daerah. “Jadi ketika migas turun, DBH ikut turun. Sementara Kaltim ini belum siap dengan industry hilir dan sangat bergantung dengan industry hulu seperti migas,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, saat migas dan batu bara menurun, maka banyak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Makanya terlihat bahwa Kaltim belum siap dan sangat bergantung pada gas. Ketika gas tidak ada, maka pengangguran bertambah hingga daya beli masyarakat yang menurun.
Namun demikian, Neni menyatakan pihaknya sedang menunggu statistic tahun 2016. Karena data yang dinyatakan Presiden itu tahun 2015 yang hasilnya keluar di tahun 2016.
Dikatakan Neni, saat acara Pengarahan Presiden Republik Indonesia kepada para Gubernur, Bupati dan Wali Kota seluruh Indonesia, yang digelar Istana Negara, Jakarta, Selasa 24 Oktober 2017 lalu dengan dihadiri Presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para Menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, ia sudah berupaya acungkan tangannya saat acara tersebut, untuk mengklarifikasi. Namun usahanya gagal. “Saya sudah berulang kali angkat tangan ke presiden, tetapi tidak diberi kesempatan,” kata Neni.
Neni pun telah menyiapkan langkah penguatan seperti ekonomi kerakyatan. Pihaknya juga membantu meringankan beban orang tua melalui pendidikan dengan memberikan beasiswa serta perlengkapan sekolah. “Tas, sepatu serta seragam gratis yang baru terbagi kemarin itu sebagai salah satu bantuan untuk meringankan beban para orang tua,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: