PERTEMUAN antara DPRD, perwakilan warga, dengan pihak perusahaan berlangsung dengan tensi tinggi. Aroma panas itu terasa tatkala perwakilan warga meminta perusahaan itu ditutup sementara. Dikarenakan persyaratan terkait rekomendasi Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Lokal (AKL) belum bisa ditunjukkan.
Salah satu perwakilan buruh, M Hasyim meminta agar aturan tetap ditegakkan. Hal ini guna terciptanya iklim investasi yang kondusif. “Aturan menjadi panglima tertinggi, biar investor itu tidak dirampok oleh teman-teman yang lain,” ujar Hasyim dengan nada tinggi.
Begitupula Ketua Rigger Bontang Anwar, menyesalkan pihak perusahaan mendatangkan tenaga kerja dari luar Kalimantan. Kekecewaannya memuncak ketika terdapat tenaga sipil yang didatangkan dari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
“Ini sangat melecehkan tenaga kerja Bontang. Padahal orang Bontang ratingnya paling di atas di luar negeri,” kata Anwar sembari memukul meja dengan keras.
Ia juga meminta kepada legislator tidak hanya menyorot PT Wika saja. Kritikan keras dialamatkan kepada PT BBP sebagai kontraktor yang mengerjakan kawasan dermaga. “Itu bukan di bawah PT D&C Engineering tetapi itu di bawah PT Chengda,” ujarnya.
Anwar juga tidak sependapat dengan porsi pembagian tenaga kerja fifty-fifty. Artinya 50 persen dari lokal dan separuh dari luar Kalimantan. Mengingat pencari kerja Bontang jumlahnya sangat banyak. Terlebih setelah proyek Pabrik 5 PT Pupuk Kaltim selesai.
“Setelah proyek Kaltim 5 selesai tidak ada proyek tenaga musiman. Sementara kami sangat tergantung akan proyek musiman,” keluhnya dengan gebrakan meja kembali.
Upaya mengingatkan agar emosi tidak memuncak dilakukan oleh Sekretaris Komisi III Agus Suhadi. Namun, langkah itu justru dipandang menghalangi penyampaian pendapatnya.
Melihat situasi yang tidak terkendali langkah cepat diampil oleh pemimpin rapat, Agus Haris. Dengan memutus perselisihan dengan tidak memberikan kesempatan berbicara lebih.
“Diam, jangan ada yang bicara lagi,” pekik Agus Haris dengan raut wajah geram.
Sementara, Wakil Ketua DPRD, Faisal meminta agar mengedepankan solusi berkaitan dengan masalah ini. Ia meminta kepada perusahaan mengakomodir nantinya warga yang masih membutuhkan pekerjaan.
“Kita santai saja di sini, supaya ada solusi,” pungkas Faisal. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: