SAMARINDA – Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda dalam lima tahun terakhir diklaim memiliki reputasi yang bagus. Selama 2013 hingga 2017, grafik pendapatan asli daerah (PAD) selalu mengalami kenaikan walau tidak terlalu signifikan. Namun, nyatanya anggaran yang disediakan oleh Peerintah Kota (Pemkot) Samarinda sangat minim.
Kepala Dispar Samarinda, Muhammad Faisal ditemui beberapa waktu lalu di ruang kerjanya menuturkan, pemkot selama lima tahun terakhir selalu memberikan anggaran minimalis namun dengan tuntutan yang besar. Sedangkan pihaknya juga memerlukan anggaran dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tentu hal ini menjadi beban tersendiri dalam memajukan sektor wisata di Samarinda.
“Anggaran Dispar Samarinda paling kecil se-Kaltim. Namun kami selalu memiliki hasil yang lebih dibanding dengan (daerah) yang lain,” jelas Faisal.
Samarinda, jelas Faisal, memiliki tiga sumber PAD yang bisa terlihat secara langsung. Meliputi hotel, restoran, serta tempat hiburan. Inilah yang menjadi patokan penyumbang pendapatan daerah. Sedangkan sektor secara tidak langsung yang turut menjadi penyumbang PAD seperti Islamic Center, Budhist Center, dan kawasan tepian.
Jika diperhitungkan secara keseluruhan, selama masa 2013-2017 grafik PAD tersebut selalu mengalami kenaikan. Namun ia memperkirakan grafik yang terus mengalami kenaikan tersebut akan ada saatnya tidak mampu mengalami kenaikan bila tidak ada dukungan dari sektor lainnya.
“Kami juga perlu pendukung. Ibarat mobil jika ingin menanjak naik tentunya harus didukung dengan mesin yang baik pula. Perlu pelumas dan servis yang baik, agar bisa mendongkrak lebih,” ujarnya.
Lebih lanjut Faisal mengatakan, untuk saat ini grafik PAD memang masih bagus dan mengalami peningkatan. Namun ketika ingin mendongkrak secara lebih maka harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Misalnya saja seperti Kampung Budaya Pampang, percuma jika pihaknya melakukan promosi besar-besaran jika tidak didukung akses jalan yang baik.
Begitu pula terkait SDM, Faisal mengaku memang masih kurang. Butuh pelatihan yang lebih namun kembali lagi ke anggaran yang dianggapnya cukup minimalis untuk bisa memberikan pelatihan kepada anak buahnya.
“Semua sektor harus membantu dan mendukung seperti infrastruktur, SDM, dan anggaran pemerintah dalam hal ini tim anggaran juga harus memperhatikan kebutuhan kami,” lanjut Faisal.
Ia pun menyarankan, harusnya di saat anggaran sulit yang harus jadi perhatian utama adalah sektor-sektor yang dapat menghasilkan pendapatan. “Sehingga, dengan fokus seperti itu pendapatan daerah akan bertambah dan bisa mendanai sektor lainnya,” pungkasnya. (*/dev)
GRAFIS
PAD Sektor Pariwisata (dalam miliar rupiah)
Tahun Hotel Resto Hiburan Total
2013 13,3 M 22,30 M 10,1 M 45,50 M
2014 18,1 M 27,98 M 14,96 M 61,04 M
2015 20,7 M 34,20 M 15,30 M 69,20 M
2016 25,5 M 40,50 M 17,20 M 83,60 M
2017 25,7 M 44,95 M 19,00 M 89,65 M
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post